Kejar Target 1 Juta Barel, Industri Hulu Migas Butuh Investasi 250 Miliar Dolar AS
Dia menilai dibutuhkan investasi sebesar 250 miliar dolar AS setiap tahun untuk industri hulu migas mengejar target tersebut.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengutarakan tantangan mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
Dia menilai dibutuhkan investasi sebesar 250 miliar dolar AS setiap tahun untuk industri hulu migas mengejar target tersebut.
“Investasi mutlak dibutuhkan industri hulu migas, untuk melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan maupun produksi.
Baca juga: SKK Migas: Cekungan Migas yang Belum Dibor Masih Melimpah
Pada saat yang sama kami juga membutuhkan kepastian berusaha bagi investor,” kata Dwi dalam pernyataan yang terima di Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Menurutnya, target 1 juta BOPD dan 12 BSCFD atau setara 3,2 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) merupakan puncak produksi baru bagi Indonesia.
Secara historis puncak sebelumnya terjadi pada tahun 1998, dengan tingkat produksi sebesar 2,9 juta BOEPD.
SKK Migas telah menyiapkan empat strategi untuk mengejar target produksi antara lain mempertahankan produksi, upaya percepatan sumber daya menjadi produksi, penerapan enhanced oil recovery (EOR), dan melakukan kegiatan eksplorasi yang masif.
Baca juga: Pesan Pimpinan Komisi VII untuk Dirjen Migas Prof Tutuka Ariadji dan Dirjen EBTKE Dadan Kusdiana
Menurut Dwi, keempat strategi tersebut saling terkait, sehingga semuanya harus memenuhi target yang ditetapkan.
Misalnya, untuk kegiatan pengeboran, berdasarkan perhitungan teknis harus ada peningkatan kegiatan.
“Kalau sebelumnya kegiatan pemboran dilakukan sekitar 300 pemboran per tahun, maka mulai tahun depan diharapkan ada kegiatan untuk 600 sumur. Tahun-tahun ke depan diharapkan bisa dinaikkan lagi,” katanya.
Baca juga: PGN Group Raih Dua Penghargaan Keselamatan Migas 2020
Dwi menjelaskan, roadmap yang disusun SKK Migas bukan hal yang mengada-ada, mengingat telah ada detail yang diidentifikasi, seperti blok mana saja yang akan berproduksi dan berapa volume tambahannya.
“Namun demikian perencanaan itu harus diusahakan, agar bisa direalisasi. Di sinilah yang membutuhkan kerjasama semua instansi, karena penguatan hulu migas untuk mendatangkan investor itu tidak bisa dilakukan oleh SKK Migas sendiri,” katanya.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan, target tersebut merupakan goal yang harus dicanangkan mengingat konsumsi BBM di Indonesia naik setiap tahunnya.
Tahun lalu, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen, konsumsi BBM meningkat sekitar 3,5 - 4 persen.
Saat ini, konsumsi BBM kurang lebih 1,6 juta BOPD, sedangkan lifting sekitar 705.000 BOPD.
Apabila konsumsi BBM meningkat setiap 3,5-5 persen per tahun, maka konsumsi minyak pada tahun 2050 diperkirakan mencapai 2,5 juta BOPD.
“Target 1 juta BOPD sangat tepat untuk mengurangi defisit kebutuhan BBM dalam negeri,” kata Sugeng.