Menko Luhut: Masalah Pajak Sharp Jepang di Indonesia Telah Selesai
Menteri Luhut menegaskan permasalahan mengenai pajak PT Sharp Indonesia telah selesai.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Salah satu permasalahan di Indonesia yang dikeluhkan perusahaan Jepang seperti hasil survei badan perdagangan internasional Jepang (Jetro) adalah perpajakan dan masalah pajak PT Sharp Indonesia. Namun kini semua permasalahan tersebut sudah selesai.
"Kita sangat terbuka ikuti standar internasional. Administrasi telah baik kita lakukan saat ini. Memang dari pihak Jepang ada komplain. Malah komplainnya Jepang soal pajak dari Sharp telah kita selesaikan. Tak ada masalah lagi sekarang. Kalau pun ada keterlambatan sedikit-sedikit ya mungkin," papar Menteri koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan kepada Tribunnews.com, Jumat (4/12/2020).
Namun menurutnya perusahaan lainnya di Jepang malah sebaliknya.
"Dulu Sumitomo kejar-kejar kita mengenai amdalnya dan telah selesai kini. Eh malahan kini katanya shareholdernya buat proposal yang belum selesai. Saya bilang, kamu janji lalu kita deliver. Terus kita? Yang ingin saya sampaikan, kita betul-betul pro aktif mendekati perusahaan Jepang saat ini," kata Luhut.
Selama kunjungannya dua hari ke Jepang, Menko Luhut menemui sekitar 20 perusahaan Jepang.
"Kita selama ini ke pemerintahan. Sebenarnya harus masuk ke private sector dikumpulkan. Misalnya ada swasta yang memiliki aset 1,3 triliun dolar AS. Nippon Insurance, malah tanya, kapan bisa lihat asetnya. Perusahaan itu sepakat untuk investasi di Nusantara Investment Authority (NIA). Hanya belum sebut angkanya," ujar Luhut.
Menurut Menko Luhut, pihak Kanada juga Denmark tertarik kepada NIA.
"Namun belum bisa diungkapkan dulu ya," katanya.
Upaya mengumpulkan investor asing khususnya Jepang pada dua jalur yaitu yang mainstream antar pemerintah dan yang tematik yaitu antara perusahaan ke perusahaan (BtoB).
Baca juga: Kunjungan Menko Luhut ke Jepang Bawa Investasi Senilai 57 Triliun untuk SWF Indonesia
Dari mainstream investasi telah disetujui 4 miliar dolar AS dari bank kerja sama internasional Jepang (JBIC), milik pemerintah Jepang.
"Saya agak kaget juga karena tak menduga bisa seaktif begitu pihak Jepang dan sambutan sangat baik. Mungkin karena rupiah dengan dijit 7 atau 8 persen bunganya. Mana ada di Jepang sini?" katanya.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com