Menristek: Pandemi Covid Membuat Kita Sadar 94 Persen Alat Kesehatan Produk Impor
Bambang Brodjonegoro menyebut 94 persen alat medis yang ada di Indonesia merupakan produk impor
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan selama ini masyarakat Indonesia 'terlena' produk impor.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam agenda 'Bakti Inovasi Indonesia untuk Penanggulangan Covid-19 di Jawa Barat', yang dilaksanakan di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, serta ditayangkan secara virtual, Selasa (8/12/2020).
Baca juga: Menristek Serahkan Sederet Produk Inovasi untuk Penanganan Covid-19 di Jawa Barat
"Kita dalam kehidupan di Indonesia ini sudah terlalu lama terbuai dengan kemudahan untuk membeli apapun yang bersifat impor," ujar Bambang, pada kesempatan tersebut.
Menurutnya, selama ini apapun yang dibutuhkan masyarakat sebagai konsumen, sebagian besar diperoleh dari produk impor.
Bahkan hingga saat ini, memasuki era revolusi industri 4.0, produk impor tetap mendominasi pemenuhan kebutuhan masyarakat.
"Artinya kemudahan karena mungkin fasilitas yang diberikan oleh para vendor dan demikian juga aktivitas yang begitu aktif di lingkungan swasta di Indonesia sehingga ketergantungan terhadap produk impor secara tidak sadar kemudian muncul," jelas Bambang.
Masyarakat, kata dia, baru menyadari saat Indonesia mengalami pandemi virus Corona (Covid-19) dan membutuhkan alat medis yang lengkap.
Namun ternyata jumlahnya terbatas dan harus diimpor, mulai dari komponen sederhana seperti masker, hingga alat bantu pernafasan atau ventilator.
Bambang menyebut 94 persen alat medis yang ada di Indonesia merupakan produk impor.
"Dan akhirnya ketika Covid-19 menjadi pandemi, barulah kita sadar, data-datanya muncul ke permukaan bahwa 94 persen kebutuhan alat kesehatan kita impor," tegas Bambang.