Bermodal Akun Instagram, Revo Suladasha Angkat UMKM Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19
Revo belum lama ini mendapatkan penghargaan 11th SATU Indonesia Awards dari PT Astra Internasional Tbk. Ia membantu UMKM melalui market place Tukoni.
Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
Konsinyasi ini untuk membayar biaya operasional sekaligus gaji karyawan.
“Ini (konsinyasi,-red) tidak maksa juga, kalau memang tidak bisa ya tidak apa-apa,” ujarnya.
Dikarenakan UMKM yang bergabung semakin banyak, Revo mulai menyewa warehouse sendiri.
Warehouse yang saat ini berada di Ruko Raflesia II Blok N, Babarsari, Sleman ini dikonsep sebagai single storage cloud kitchen.
Pembeli bisa membeli beragam produk kuliner di satu tempat dan diantar sampai ke pemesan.
Syarat bagi Mitra
Bagi UMKM yang hendak menjadi mitra Tukoni, Revo dan Eri tidak membatasi jumlahnya.
Meski demikian, ada beberapa beberapa kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi.
Pertama, UMKM itu harus bergerak di bidang food and beverage.
Kedua, produk UMKM itu harus higienis, halal dan diproduksi berkelanjutan.
“Kenapa begitu? Karena setiap produk itu kan kita buatkan iklan. Ada sesi pemotretan. Kita beri kemasan. Jadi, kalau tidak bisa produksi berkelanjutan kan kasihan UMKM itu sendiri. Jadi, lebih baik untuk yang benar-benar punya niat,” terang bapak lima anak ini.
Produk dari mitra UMKM yang sudah bergabung kemudian dilakukan cek kualitas setiap harinya.
Pengecekan dilakukan untuk memastikan semua produk sesuai standart.
Produk yang belum memiliki brand juga dibuatkan brand.
Setelah itu, berbagai produk mulai dari sate, sempol, mie ayam hingga rendang dikirim ke pemesan dalam bentuk frozen food.
Pesanan dikirim ke setidaknya 8 kota di Pulan Jawa dan Bali, mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya hingga Denpasar.
Baca juga: Airlangga Hartanto : UMKM Perlu Bertransformasi dari Offline Jadi Online
Delapan bulan berjalan, Tukoni kini telah menampung 120 lebih mitra UMKM, dari awalnya hanya 10 mitra.
Nilai transaksinya saat ini rata-rata mencapai Rp 100 juta per bulan dengan jumlah transaksi rata-rata per hari sebanyak 74 transaksi.
Selain itu, Tukoni kini juga telah membuka sebuah outlet offline di Ambarukmo Plaza Yogyakarta.
Adapun jumlah follower Instagram Tukoni saat ini mencapai 23.000 lebih.
Kendala Terberat
Perjalanan Tukoni bukan tanpa kendala.
Bagi Revo, tantangan terbesar dalam mengelola Tukoni berasal dari internal UMKM sendiri.
Tantangan itu berupa mindset dan sumber daya manusia (SDM) mitra UMKM.
Ia memberi contoh, ada mitra UMKM yang belum memiliki brand.
Setelah masuk di Tukoni maka dibuatkan brand.
Hasilnya, permintaan akan produk UMKM tersebut sudah cukup bagus.
Sayangnya, UMKM itu kemudian tidak mampu memenuhi permintaan pasar.
Hal ini karena mitra UMKM itu sudah menyerah lebih dulu dan tidak berupaya memenuhi permintaan.
Revo bahkan sampai menawarkan bantuan tenaga kerja secara gratis.
Namun, UMKM itu tetap saja enggan menambah produksi guna memenuhi pesanan.
Contoh lain, ada mitra UMKM yang kekurangan modal.
Revo pun berusaha mencarikan solusi permodalan kepada relasi yang ia punya.
Namun, mitra UMKM itu justru khawatir usahanya akan diambil setelah nantinya mendapat permodalan.
“Yang begini ini kan persoalan mindset,” ujarnya.
Tak hanya itu, Tukoni juga pernah dituduh membuat produk palsu dari salah satu mitra karena adanya kesalahan komunikasi.
Namun, persoalan itu akhirnya bisa diselesaikan.
Dongkrak Omzet Mitra UMKM
Keberadaan Tukoni dalam membantu menaikan omzet penjualan di masa Pandemi Covid-19 dirasakan betul oleh para mitra.
Salah satunya Mangut Lele Mbah Marto.
Rumah makan yang berada di Bantul ini menambah penjualan hingga 150 porsi setiap pekannya hanya untuk memenuhi pesanan dari Tukoni.
“Di awal kerjasama, mas Revo hanya ambil 50 porsi. Sekarang sudah 150 porsi dalam seminggu,” kata Poniman, pemilik usaha Manget Lele Mbah Marto saat ditemui di warungnya, Jl Sewon Indah, Ngireng Ireng, Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Rabu (9/12/2020).
Permintaan dari Tukoni sangat membantu Lele Manget Mbah Marto untuk perlahan bangkit dari Pandemi.
Dampak Pandemi dirasakan betul oleh Mangut Lele Mbah Marto yang sempat tutup total tiga bulan.
“Mulai bulan Maret 2020 itu saya libur selama tiga bulan. Sama sekali tidak berani buka. Tamu saya kan kebanyakan dari luar kota semua,” ungkapnya.
Baca juga: Berhasil Naik Kelas, 162 Peserta Pertamina UMKM Academy: Fast Track Diwisuda Secara Virtual
Barulah pada pertengahan bulan Ramadan, Lele Mangut Mbah Marto mulai buka kembali.
Saat itulah, pihaknya menerima tawaran dari Revo untuk menjadi mitra Tukoni.
Meski sudah memiliki brand yang cukup populer, Poniman mengaku tertarik menjadi mitra Tukoni karena bisa menambah omzet dan keuntungan.
“Bisnis kan inginnya ada pengembangan. Saya ditawari kerjasama yang membuat omset saya naik dengan kerja tetap biasa, kenapa tidak? Nah itu yang menjadi dasar saya menerima tawaran dari Tukoni. Alasannya profit saja,” jelas dia.
Apresiasi Kategori Khusus
Head of Corporate Communications PT Astra Internastional Tbk, Boy Kelana Soebroto mengatakan pihaknya menetapkan 11 anak muda pengggerak kemajuan bangsa dari berbagai daerah di Indonesia sebagai penerima apresiasi 11th SATU Indonesia Awards 2020.
11 anak muda penerima apresiasi 11th SATU Indonesia Awards itu termasuk di dalamnya Revo Suladasha.
Revo bersama 4 penerima apresiasi lainnya masuk dalam kategori khusus yaitu Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.
"5 orang penerima apresiasi dengan kategori khusus ini terpilih setelah Dewan Juri menyeleksi 326 finalis," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (1/11/2020).
Para penerima apresiasi ini mendapatkan dana pembinaan sebesar Rp 60 juta dan pembinaan kegiatan dari PT Astra International.
Baca juga: Angkasa Pura I Siapkan Galeri UMKM di 13 Bandara, Beri Kesempatan Produk Lokal untuk Berkembang
Kategori khusus Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19 sengaja ditambahkan untuk SATU Indonesia Award 2020 guna memberi apresiasi kepada anak muda yang tanpa pamrih dalam memerangi Covid-19 dan menanggulangi dampaknya.
"Sebagian dari kita mungkin selama ini menganggap berbagi hanya bisa dilakukan saat kita punya uang. Tapi ternyata banyak yang dilakukan anak-anak muda dalam memerangi COVID-19 bemanfaat bagi masyarakat sekitanya.”
“Kami yakin di luar sana banyak anak muda berjuang tanpa pamrih seperti mereka. Pada akhirnya kita tahu berbagi tak diukur dari nominal melainkan soal ketulusan hati,” ujar Chief of Corporate Affairs Astra Riza Deliansyah menambahkan. (*)