Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

INDEF: Kenaikan Harga Kedelai Memukul Kelas Menengah ke Bawah

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai kenaikan harga kedelai berdampak buruk pada masyarakat kelas menengah ke bawah.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in INDEF: Kenaikan Harga Kedelai Memukul Kelas Menengah ke Bawah
Fitri Wulandari/Tribunnews.com
Pabrik produksi tempe di wilayah Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, Minggu (3/12/2020). 

Pardi (41), seorang produsen pabrik tempe di wilayah Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, mengaku akan kembali mulai memasok tempe ke para pedagang yang menjadi pelanggannya pada Senin, 4 Januari 2021.

"Iya mogok dari hari Jumat, Sabtu (hari ini) sudah mulai produksi lagi, Senin sudah jualan, ini udah dibikin stok tempe buat besok dipasok ke pasar," ujar Pardi, saat ditemui Tribunnews di pabriknya, Minggu (3/12/2020) pagi.

Oncom yang dijual pedagang di Pasar Budi Darma, Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, Minggu (3/12/2020) pagi.
Oncom yang dijual pedagang di Pasar Budi Darma, Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, Minggu (3/12/2020) pagi. (Fitri Wulandari/Tribunnews.com)

Kendati akan kembali memulai produksinya pasca mogok 3 hari, ia mengaku belum memperoleh informasi terkait penetapan harga tempe dari pihak Koperasi yang menaunginya.

Namun jika memang tidak ada kenaikan harga, ia akan mengurangi ukuran tempe yang diproduksi pabriknya.

Hal itu agar tetap ada keuntungan yang bisa diperoleh dari produksi tempe ini, saat harga kedelai masih tinggi.

"Kalau harga ketentuan dari Koperasi, kita nggak nentuin harganya berapa, cuma ya dikuranginlah ukurannya. Karena kan dari koperasi nggak nurunin harga," jelas Pardi.

Menurutnya, aksi mogok kali ini berbeda dengan sebelumnya yang berimbas pada penetapan kenaikan harga.

Berita Rekomendasi

Sehingga kebijakan pun diambil masing-masing produsen, termasuk dirinya yang akhirnya memutuskan untuk mengurangi ukuran tempe.

"Biasanya kan kayak kemarin-kemarin, harga sekian, jadi naik sekian. Ini nggak ada (ketentuan naik harga). Jadi ya pintar-pintarnya kita aja, supaya tetap ada uang lelah kita produksi tempe lah," kata Pardi.

Pardi mengaku selama ini memasok 3 pasar tradisional yang tidak jauh dari lokasi pabrik kecilnya itu, yakni Pasar Gili, Pasar Budi Darma, dan Pasar Kebon Kacang.

Sejak Jumat lalu pun, sudah banyak pedagang yang menanyakan stock tempe padanya.

Karena produk olahan kedelai satu ini memang banyak diminati masyarakat.

Namun ia tidak bisa memberikan apa yang diminta para pelanggannya itu, lantaran kosongnya stock tempe.

"Biasanya kita supply ke Pasar Gili, Pasar Budi Darma, sama Pasar Kebon Kacang. Ya sebenarnya pas mogok kemarin itu udah banyak yang nyari tempe, cuma kan nggak ada stoknya, kita mogok dan nggak buat tempe itu," papar Pardi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas