Ada Pengetatan Pembatasan Kegiatan, Airlangga Optimistis Perekonomian Masih Tetap Membaik
pemerintah memutuskan untuk memberlakukan pengetatan pembatasan kegiatan masyarakat mulai 11 Januari hingga 25 Januari mendatang.
Editor: Sanusi
Misalnya purchasing managers' index (PMI) manufaktur (PMI) Indonesia sudah mencapai level 51,3. Selain itu nilai tukar rupiah meningkat ke Rp 13.899.
"Ini lebih tinggi, lebih baik daripada precovid di bulan Januari (2020) lalu," kata Airlangga, Kamis (7/1/2021).
Baca juga: IHSG terkoreksi pada awal perdagangan Jumat (18/12), asing catat net sell
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS 7 Januari 2021 Melemah ke Rp 13.938, Ini Kurs di 5 Bank
Tidak hanya itu Airlangga mengatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus angka 6.105.
Oleh karena itu, ia yakin bahwa pertumbuhan ekonomi akan tumbuh pada kisaran 5 persen.
"Kami cukup optimis dan proyeksi sampai akhir tahun itu di kisaran 5 persen," pungkasnya.
Airlangga berharap vaksin Covid-19 dapat menjadi salah satu game changer atau membawa perubahan positif yang akan mewujudkan target perekonomian Indonesia mencapai 4,5 hingga 5 persen pada tahun 2021.
Kondisi ekonomi Indonesia menurutnya sudah mampu melewati rock bottom pada kuartal kedua tahun 2020, yakni minus 5,32 persen.
Sementara pada kuartal III sudah menunjukkan tren positif, yaitu minus 3,49 persen.
Diperkirakan sampai akhir tahun pertumbuhan ekonomi minus 2,2 persen hingga minus 0,9 persen.
"Namun kita melihat bahwa di Januari ini atau sepanjang tahun 2021 ini APBN kita didesain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen,” kata Airlangga 5 Januari lalu.
Menkeu Sri Mulyani Ungkap Proyeksi Terbaru Pertumbuhan Ekonomi RI, Minus Sepanjang 2020
Kementerian Keuangan memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami revisi yakni jadi minus sepanjang 2020.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2020 berkisar minus 1,7 persen hingga minus 2,2 persen
"Kementerian Keuangan mengeluarkan prediksi untuk 2020 yang terakhir adalah antara minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen," ujarnya saat konferensi pers "Realisasi APBN TA 2020" secara virtual, Rabu (6/1/2021).
Baca juga: Rizal Ramli Sebut Kebijakan Fiskal Menkeu Sri Mulyani Amburadul, Ini Sebabnya