Pengamat Nilai Holding BUMN Ultra Mikro Bisa Percepat Penyaluran Kredit
Lembaga keuangan yang mampu mengintegrasikan UMKM lebih baik akan mampu mencetak pendapatan lebih tinggi ketimbang kompetitornya
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, pembentukan holding atau induk usaha BUMN ultra mikro bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit di masa pemulihan ekonomi.
Menurutnya, kehadiran holding akan memicu terjadinya ekspansi kredit bagi UMi dan UMKM pasca pandemi Covid-19.
“Apabila holding pembiayaan UMKM dibentuk, sektor UMKM diprediksi akan mendapat sentimen yang lebih positif karena ekosistem pembiayaan untuk pelaku usaha kecil semakin kuat,” tuturnya kepada wartawan, Selasa (26/1/2021).
Sebagai catatan, rencananya ada tiga BUMN yang terlibat dalam holding pembiayaan UMi dan UMKM, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Permodalan Nasional Madani (Persero), dan PT Pegadaian (Persero).
"Dengan bergabungnya BRI, Pegadaian dan PNM, maka UMKM akan mendapat dampak positif terutama dalam percepatan penyaluran kredit pada pemulihan ekonomi tahun ini," lanjut Trioksa.
Baca juga: Yamaha Holdings Jepang akan Restrukturisasi 8 Anak Perusahaan
Baca juga: Perusahaan Ritel MPPA Kerjasama dengan Blibli Perkuat Bisnis Omni Channel
Dia menambahkan ketiga BUMN di industri jasa keuangan ini memiliki basis nasabah UMKM yang kuat.
Trioksa memandang calon induk usaha holding pembiayaan yakni BRI juga memiliki keunggulan, di antaranya memiliki basis permodalan, likuiditas, dan teknologi yang andal, sehingga mampu mengintegrasikan semua data dan pelayanan nasabah tersebut dalam satu sistem.
Di sisi lain, Trioksa berpendapat UMKM merupakan segmen paling menguntungkan bagi pelaku industri jasa keuangan.
“Lembaga keuangan yang mampu mengintegrasikan UMKM lebih baik akan mampu mencetak pendapatan lebih tinggi ketimbang kompetitornya,” urainya.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, konsolidasi bisnis BRI, PNM, dan Pegadaian dilakukan demi mendorong terciptanya pusat data (database) terpadu UMKM.
Keberadaan pusat data ini menjadi kunci untuk mendorong pelaku UMKM naik kelas.
“Jadi kita kelihatan, yang tadinya (pelaku usaha) tidak bankable, sekarang pinjamannya Rp2 juta-Rp10 juta, nanti kalau pinjamannya Rp20 juta-Rp30 juta itu dibantu Pegadaian, kalau di atas Rp50 juta BRI masuk. Nah ini kami sinergikan. Keberpihakan kepada pelaku UMKM harus dari pemerintah, swasta, atau BUMN,” tutur Erick.