Kisah Nurul, Pengusaha Tas Cimahi Sukses Besarkan Brand Sendiri Setelah Kecewa Jadi Reseller
Nurul Fitri Istiqomah suatu hari dilanda kegelisahan setelah merasakan tas-tas impor yang dia jual sebagai reseller kualitasnya sungguh jelek
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Bahan tas tebal, namun tetap lentur.
Aksesoris yang dipakai pun dipilih yang kualitasnya bukan abal-abal, seperti rantai yang tebal atau ritsleting yang tidak gampang macet.
"Ternyata bisa kok membuat barang-barang bagus dengan harga jual murah, tapi kualitasnya tetap oke," kata Pipit.
Tas-tas itu mereka jual secara online, termasuk lewat toko resmi mereka di marketplace.
Dua tahun berjalan, Qlavinka semakin mendapat tempat di hati pelanggannya.
Produksinya kian bertambah dan kini mencapai 1.000 unit tas per bulannya.
Saat ini, produk waist bag masih menjadi best seller dari jajaran tas produksi Qlavinka.
Sekitar 95 persen pelanggannya puas dengan produk ini, bahkan ada yang melakukan repeat order hanya untuk mengoleksi semua warnanya.
Pipit puas dengan perkembangan Qlavinka.
Dia pun selalu berupaya up-to-date dalam mengikuti tren untuk desain-desain tasnya. Jika kebanyakan orang berkiblat ke Cina atau Korea, Pipit lebih condong ke barat, seperti tren fashion di Eropa atau Amerika agar tasnya tampak berbeda dari yang sudah bertebaran di pasaran.
Ke depannya, selain memperluas jaringan pemasaran dan menambah jumlah produksi, Pipit menargetkan untuk lebih memberdayakan reseller.
Dengan menambah jumlah reseller, Pipit berharap akan lebih banyak lagi orang, terutama perempuan, yang terbantu dalam memperbaiki perekonomian keluarganya yang terpuruk sebagai imbas krisis akibat pandemi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.