Ekonomi RI Tahun 2020 Minus 2,07 Persen, BPS: Vaksinasi dan Kepatuhan Protokol Jadi Kunci Pemulihan
BPS meyakini kelancaran program vaksinasi dan kepatuhan pada protokol kesehatan menjadi kunci penting memulihkan perekonomian.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia tahun 2020 minus 2,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan capaian negatif ini tidak hanya dialami Indonesia tetapi beberapa negara lainnya di dunia.
Mitra dagang Indonesia seperti Amerika Serikat tumbuh minus 3,5 persen, Singapura minus 5,8 persen, Korea Selatan minus 1,0 persen, Hongkong minus 6,1 persen, dan Uni Eropa minus 6,4 persen.
"Di tahun 2021, pandemi memang masih melanda dan memang tidak mudah untuk menyelesaikannya setiap negara melakukan pendekatan berbeda-beda dengan hasil tidak sama," kata Suhariyanto dalam paparan virtual, Jumat (5/2/2021).
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV 2020 Terkontraksi 0,42 Persen
Baca juga: Analis: Rupiah Melemah Akibat Data Pemulihan Ekonomi di AS
Baca juga: Sektor Infrastruktur Diyakini Bisa Dorong Pemulihan Ekonomi Tahun Ini
Dia menyampaikan beberapa indikator menunjukkan hasil perbaikan misalnya nilai PMI (Purchasing Manager's Index) dari IHS markit pada Januari 2021 ini meningkat 52,2 persen.
Suhariyanto meyakini sektor industri RI sudah mulai bergeliat, begitu juga nilai ekspor dan impor pada triwulan IV meningkat pesat.
"Jadi betul ada tantangan tapi juga banyak data-data indikator menunjukkan perbaikan. Kita semua sepakat kelancaran program vaksinasi dan kepatuhan pada protokol kesehatan menjadi kunci penting memulihkan perekonomian," tuturnya.
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan IV jika dilihat secara tahunan (year-on-year/yoy) terkontraksi 2,19 persen, sedangkan secara kuartalan tumbuh negatif 0,42 persen.