Rencana Holding Ultra Mikro Akan Sasar 29 Juta Pelaku Usaha, Libatkan 3 BUMN
Kemenkeu menargetkan 29 juta usaha Ultra Mikro (UMi) dapat memperoleh akses pembiayaan pada tahun 2024 melalui holding UMi.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan 29 juta usaha Ultra Mikro (UMi) dapat memperoleh akses pembiayaan pada tahun 2024 melalui holding UMi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajukan pembentukan holding UMi yang akan melibatkan tiga BUMN yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Permodalan Nasional Madani, dan PT Pegadaian.
“Saat ini holding UMKM melayani 15 juta nasabah. Diharapkan dengan adanya holding dan bekerja secara sinergis, maka jumlah UMi yang akan bisa dilayani akan mencapai 29 juta,” ujarnya pada Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI secara daring, Senin (8/2/2021).
Baca juga: DPR Dukung Percepatan Pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro
Baca juga: Lewat Holding BUMN Ultra Mikro, Pegadaian Bisa Hemat Rp 400 Miliar
Holding UMi akan dilakukan melalui persetujuan right issue dari PT BRI di mana negara akan mengambil bagian seluruhnya.
Caranya dengan mengalihkan seluruh saham seri B Negara dari PT PNM dan PT Pegadaian yang diserahkan kepada BRI sesuai PP 72 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyertaan Modal Negara kepada BUMN.
“Right issue BRI ini dilakukan setelah mendapatkan arahan dari Komite Privatisasi dan rekomendasi dari menteri keuangan, serta telah dikonsultasikan dengan DPR,” kata Sri Mulyani.
Dia juga menjelaskan manfaat pembentukan holding UMi bagi perusahaan yakni dapat meningkatkan valuasi entitas melalui peningkatan profitabilitas BRI, Pegadaian, dan PNM.
Selain itu, lanjut Sri Mulyani, dapat meningkatkan efisiensi bisnis melalui sinergi entitas dan tata kelola yang lebih baik, serta penurunan cost of fund.
Dari sisi pemerintah, holding ini akan dapat membantu untuk mencapai rasio target kredit dalam melayani usaha kecil menengah yang merupakan tulang punggung ekonomi.
"Lalu, meningkatkan pemerataan ekonomi dari sisi akses kredit ultra mikro, menciptakan lapangan kerja dan bisnis baru, memperluas kerangka sistem finansial Indonesia melalui integrasi layanan keuangan yang strategis, dan efisiensi dari tata kelola BUMN,” pungkasnya.