Kisah Randy Permana, Pernah Terlilit Utang Kini Sukses Kembangan Bisnis Kuliner dan Seluler
Randy mengalami rugi ratusan juta rupiah saat wabah virus melanda Indonesia pada awal Maret 2020
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
"Dari situ mereka merasa saya amanah, saya bertanggung jawab dan ketika saya mencoba menjual apapun di saat pandemi," ujarnya.
Randy mengaku mereka sangat mendukung upayanya.
"Dengan trust building itu, karena percaya karena kita baik sama orang maka hasilnya orang itu akan baik dengan kita," ucapnya.
Setelah menutup agen travelnya, Randy mencoba mencari kesempatan usaha untuk bertahan hidup dan dia melihat peluang di awal pandemi Covid-19 dengan menyediakan jasa penyemprotan disinfektan.
Namun itu tidak bertahan lama karena banyak kampung maupun perumahan melakukan semprotan disinfektan mandiri.
Dia kemudian beralih ke usaha kuliner khas NTT dengan membuka Sei Sapiku bersama teman lamanya.
Kini dia memiliki puluhan gerai makanan di beberapa kota di Indonesia, dua diantaranya difungsikan sebagai dapur pusat yakni di Jakarta dan Surabaya.
Tak puas dengan hasil tersebut, pemuda berusia 29 tahun tersebut melihat peluang bisnis lain yakni membuka gerai seluler Ibros untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran daring yang ditetapkan pemerintah sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19.
Karena ketika membuka lini bisnis baru maka dapat menyerap tenaga kerja baru.
"Kita melihat apa sih yang lagi ramai dijual, apa sih market yang lagi tinggi, apa sih yang memang orang-orang banya diperlukan di era pandemi ini. Ya itu kita jualan seperti itu," tegasnya.
Randy juga berpesan kepada masyarakat agar tak selalu mengeluh melainkan melihat peluang dari segala kondisi dan situasi.
Namun ketika membuka usaha maka harus bisa dipercaya dan amanah serta menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).
"Jadi amati peluang yang ada saat ini kita coba untuk meniru, setelah meniru ini minimal sudah standar sudah sama baru kita modifikasi untuk lebih baik," pesannya.