Volume Turun, tapi Nilai Ekspor Kelapa Sawit RI di 2020 Naik Menjadi Rp 321,5 Triliun, Ini Sebabnya
Adapun pada 2020, nilai ekspor produk-produk kelapa sawit mencapai 22,97 miliar dolar AS atau sekira Rp 321,5 triliun
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Keuangan menyatakan, produksi sawit mencapai 51,58 juta ton ditambah stok awal tahun 4,6 juta ton, sehingga total suplai 56,22 juta ton di 2020.
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman mengatakan, rata-rata nilai konsumsi dari produk industri kelapa sawit per tahun bisa Rp 33,59 triliun.
Baca juga: Industri Kelapa Sawit Dinilai Jadi Bagian Ketahanan Nasional dari Sisi Ekonomi
Sementara, rata-rata nilai ekspor 21,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau 14,9 persen per tahun dari total ekspor non migas.
"Adapun pada 2020, nilai ekspor produk-produk kelapa sawit mencapai 22,97 miliar dolar AS atau sekira Rp 321,5 triliun," ujarnya dalam webinar nasional "Strategi Penguatan Kebijakan Pengelolaan Sawit Secara Berkelanjutan", Rabu (10/2/2021).
Baca juga: Industri Kelapa Sawit Berkontribusi Untuk Mengentaskan Kemiskinan kata Airlangga Hartarto
Nilai ekspor produk kelapa sawit ini, kata Eddy, mengalami kenaikan 13,6 persen dibanding 2019 walaupun volume ekspor di 2020 agak menurun.
"Volume ekspor di 2020 kurang lebih 34 juta metrik ton dibanding 37,39 juta ton di 2019. Namun, dari sisi nilai ekspor meningkat karena adanya kenaikan harga kelapa sawit tahun lalu," katanya.
Selain itu, dia menambahkan, kontribusi ke penerimaan pajak dari industri kelapa sawit mencapai sekira Rp 14 triliun sampai Rp 20 triliun per tahun.
"Ini begitu signifikan terhadap perekonomian di Indonesia," pungkas Eddy.