Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Beberkan Kronologi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, KNKT: Investigasi Belum Selesai, Jangan Berasumsi

KNKT meminta agar masyarakat tidak berasumsi, terkait penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di wilayah perairan Kepulauan Seribu.

Penulis: Hari Darmawan
Editor: Sanusi
zoom-in Beberkan Kronologi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, KNKT: Investigasi Belum Selesai, Jangan Berasumsi
Tribunnews/Herudin
Puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih berada di Dermaga JICT 2, Jakarta Utara, untuk dilakukan pemeriksaan, Sabtu (16/1/2021). Memasuki hari kedelapan, pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu masih terus dilakukan hingga Senin (18/1/2021). Tribunnews/Herudin 

Tetapi, pada 4 Januari 2021 autothrottle kembali mengalami kerusakan dan tidak berfungsi.

Kemudian perbaikan pun belum berhasil dilakukan, sehingga dimasukan dalam daftar DMI.

Pada 5 Januari 2021, autothrottle telah berhasil diperbaiki dan DMI pun ditutup.

Kata Pengamat soal Makna Laporan Awal yang Dirilis KNKT Terkait Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

KNKT merilis laporan awal penyebab Sriwijaya Air SJ 182 jatuh.

KNKT menyebut, pesawat terbang mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Dalam rilis awal tersebut, terungkap bahwa Cockpit Voice Recorder (CVR) belum ditemukan.

Berita Rekomendasi

KNKT menduga, CVR belum bisa ditemukan karena tertimbun lumpur di dasar laut.

Lantas, apa makna dari rilis awal yang disampaikan oleh KNKT tersebut?

Pengamat penerbangan, Budhi Muliawan Suyitno, menyampaikan, KNKT nantinya masih akan melaporkan terkait jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.

Pasalnya, mereka masih menunggu ditemukannya perekam suara kokpit tersebut.

"Ada laporan lagi tentunya, ini masih menunggu Cockpit Voice Recorder," ujar Budhi saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (10/2/2021).

Baca juga: Apa Itu Autothrottle? Komponen yang Sempat Diduga Jadi Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

Baca juga: Soal Dugaan Penyebab Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, KNKT: Harusnya Mesin Mati Satu Tak Apa

Budhi Muliawan Suyitno.
Budhi Muliawan Suyitno. (Tangkap Layar YouTube Kompas TV)

Ia mengatakan, CVR itu akan dipadukan dengan data-data yang sebelumnya sudah ditemukan.

"Setiap saat antara pembicaraan dengan reaksi pilot, tindakannya apa gitu. Supaya lebih jelas," jelasnya.

"Kalau ini baru gerakan pesawat, walaupun lebih dari 300 parameter dan bisa merekam sampai 18 jam."

"Jadi laporannya awal, menunggu bukti-bukti, data-data baru yang masuk," sambungnya.

Baca juga: KNKT Merilis Kronologi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Baca juga: KNKT Sempat Duga Autothrottle Jadi Penyebab Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh: Bukan Komponen Penting

Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan ini berujar, CVR akan banyak membantu memecahkan misteri jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 tersebut.

"Kalau Cockpit Voice Recorder ada, sudah banyak membantu," katanya.

"Kemudian nanti ada data-data baru lagi, maintenance logbook bagaimana, catatan pilot selama ini fligt logbook-nya bagaimana."

"Banyak data yang harus digabung, supaya utuh laporannya," terang Budhi Muliawan Suyitno.

Asops Pangkoarmada I, Kolonel Laut I Gung Alit Jaya (kanan) menyerahkan kotak penyimpanan Cockpit Voice Recorder (CVR) kepada Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Rasman, Minggu (17/1/2021).
Asops Pangkoarmada I, Kolonel Laut I Gung Alit Jaya (kanan) menyerahkan kotak penyimpanan Cockpit Voice Recorder (CVR) kepada Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Rasman, Minggu (17/1/2021). (Tribunnews/Jeprima)

Menurutnya, KNKT berhati-hati membuat laporan karena keterbatasan data.

"Mereka berhati-hati, jadi ini adalah laporan awal."

"Karena berdasarkan keterbatasan data-data yang mampu dikumpulkan," imbuh mantan Menteri Perhubungan di zaman Gus Dur itu.

KNKT Terus Upayakan Pencarian CVR Pesawat SJ 182

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan, hingga saat ini Crash Survivable Memory Unit (CSMU) dari Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu masih belum ditemukan.

Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan upaya untuk menemukan CVR pesawat SJ 182 dan membuka pos pencaharian di Pulau Lancang Kepulauan Seribu.

"Saat ini kami telah menentukan dimensi pencarian dengan mengkotak-kotakan di wilayah yang diprediksi letak CVR, dengan dimensi 25x25 meter persegi," ujar Nurcahyo dalam konferensi virtual, Rabu (10/2/2021).

Baca juga: Kata Pengamat soal Makna Laporan Awal yang Dirilis KNKT Terkait Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

Ia juga menjelaskan, telah membuat garis bawah laut ditempat pencarian CVR. Kemudian nantinya penyelam akan mencari CVR di wilayah yang telah di kotakan.

"Kami memprediksi bahwa CVR ini, terendam lumpur dan penyelam akan menggali secara manual untuk mencari bagian dari black box pesawat SJ 182, ucap Nurcahyo.

Nurcahyo juga mengungkapkan, ada sejumlah kendala saat melakukan pencarian CVR ini diantaranya adalah lumpur yang menutupi dasar laut.

Baca juga: Fakta Baru, Tuas Pengatur Mesin Kiri Pesawat SJ-182 Bergerak Mundur, Ini Penjelasan KNKT

"Tetapi saat ini, kami sudah mulai menggunakan peniup lumpur agar dapat membersihkan bagian yang tertutup lumpur untuk mencari CVR," ujar Nurcahyo.

Kendala lainnya, lanjut Nurcahyo, adalah faktor cuaca yang tidak menentu saat ini ditambah curah hujan tinggi yang membuat pencarian terhambat.

"Selain itu, visibilitas dasar laut juga membuat pencarian yang dilakukan terhambat. Ditambah lagi CVR ini terlepas dari Pinger-nya, sehingga harus dicari secara manual," ucap Nurcahyo.

Meski begitu, Nurcahyo menyebutkan, KNKT akan terus melakukan pencarian CVR ini agar hasil investigasi terkait jatuhnya pesawat SJ 182 dapat diketahui dengan jelas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas