Bikin Frustrasi, Investor Disarankan Tidak Lari ke Bitcoin Jika Gagal Dapat Cuan di Saham
Bitcoin sebagai mata uang kripto atau cryptocurrency dinilai membentuk harga melalui konsensus di antara para pelakunya.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bitcoin sebagai mata uang kripto atau cryptocurrency dinilai membentuk harga melalui konsensus di antara para pelakunya.
Harga Bitcoin yang sudah naik hingga melebihi Rp 700 juta diyakini merupakan kepentingan segelintir orang agar mendapat keuntungan dengan mudah.
Karena itu, investor pasar modal disarankan tidak lari ke instrumen bitcoin jika tidak beruntung atau amsyong dalam berinvestasi di pasar saham.
"Bitcoin tidak ada fisiknya, virtual. Kalau ada masalah, klaim siapa? Penjamin tidak ada, bisa rrustasi lebih besar lagi kalau (lari) ke Bitcoin dari saham," ujar pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy saat dihubungi Tribunnews, belum lama ini.
Baca juga: Diminati Lembaga Besar, Sekeping Bitcoin Tembus Rp 672 Juta
Menurut dia, tidak ada cara kilat untuk mendapatkan keuntungan dari investasi karena perlu memperbanyak belajar dan kesabaran.
Baca juga: Begini Peluang Investasi Bitcoin, Saham dan Forex di Tahun 2021
"Kalau (cara kilat) itu ada, semua orang tidak mau bekerja, berusaha, belajar, dan sebagainya," kata Budi.
Dia mencontohkan investor saham yakni Lo Kheng Hong (LKH) bisa mencapai kesuksesan dengan waktu tidak singkat.
"Pak LKH butuh puluhan tahun berhasil. Kalau ada yang anggap mudah, ada harga yang dibayar untuk dapat pembelajaran itu," pungkasnya.