Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rektor IPB: Indeks Ketahanan Pangan Indonesia Lebih Tinggi dari Ethiopia, Filipina dan Pakistan 

Indeks ketahanan pangan di Indonesia kurun waktu 2014-2019 mengalami kenaikan dan terus membaik sehingga lebih tinggi dari Ethiopia.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Rektor IPB: Indeks Ketahanan Pangan Indonesia Lebih Tinggi dari Ethiopia, Filipina dan Pakistan 
Istimewa
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria saat memberi Kuliah Umum di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Sabtu (20/2/2021). 

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria membeberkan indeks ketahanan pangan Indonesia terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Global Food Security Index, indeks ketahanan pangan di Indonesia kurun waktu 2014-2019 mengalami kenaikan dan terus membaik sehingga lebih tinggi dari Ethiopia, Filipina, Pakistan dan negara berkembang lainnya.

"Pada tahun 2014 mencapai 46,5 indeks, tahun 2018 mencapai 54,8 indeks dan 2019 mencapai 62,6 indeks sehingga Indonesia menduduki peringkat 62 dari 113 negara dunia atau peringkat 12 dari 23 negara Asia Pasifik," demikian disampaikan Arif di Banda Aceh, saat memberi Kuliah Umum di Universitas Syiah Kuala, Sabtu 20 Februari 2021.

Perlu diketahui, data GFSI 2019 menyebutkan Indonesia menempati peringkat 62 lebih tinggi dibanding Ethiopia dengan peringkat 91 (49,1 indeks), Filipina peringkat ke 64 (61 indeks) dan Pakistan peringkat 78 (56,8 indeks) dan India peringkat 72 (58,9 indeks).

Arif menegaskan bahwa indeks ketahanan pangan berbeda dengan indeks keberlanjutan pangan karena keduanya memiliki indikator yang berbeda.

Indeks ketahanan pangan diukur dari 4 kelompok indikator, yakni keterjangkauan, ketersediaan, kualitas dan keamanan, serta ketahanan sumberdaya alam.

Sementara itu Indeks keberlanjutan pangan diukur dengan tiga kelompok indikator yaitu penyusutan dan limbah pangan (food loss and waste), pertanian perkelanjutan, dan beban masalah gizi.

Berita Rekomendasi

Kedua indeks tersebut diterbitkan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU), dan indeks yang terbaru adalah berasal dari data tahun 2019 dan 2018.

Artinya kedua Indeks tersebut menggambarkan situasi pada tahun tersebut.

Lebih lanjut Arif menyebutkan terkait posisi Indonesia tahun 2018 yang lebih rendah dari Ethiopia itu adalah indeks keberlanjutan pangan dan bukan indeks ketahanan pangan.

Baca juga: Rektor IPB: Indikator Ketahanan Pangan Indonesia Memang Unggul dari Negara Lain

Baca juga: Rektor IPB: Pertanian Eksis di Era Pandemi, Harus Menjadi Lokomotif Ekonomi Indonesia

"Sementara itu berdasarkan Indeks ketahanan pangan untuk tahun yang sama, posisi Indonesia lebih tinggi dari Ethiopia, Filipina, Pakistan, dan sejumlah negara berkembang lainnya," tegasnya.
 
Capaian Sektor Pertanian

Arif mengapresiasi capaian sektor pertanian Kabinet Indonesia Maju utamanya di masa pandemi covid 19.

Hal ini didasarkan pada fakta dan data bahwa pertanian merupakan sektor yang memberikan andil besar atau penopang perekonomian nasional.

"Sesuai data yang dirilis BPS, sektor pertanian pada kuartal IV-2020 pun tumbuh sebesar 2,59 persen secara year on year (yoy), di mana subsektor pendukung utamanya adalah tanaman pangan sebesar 10,47 persen. Semoga kenaikan ini berlanjut hingga tahun 2021. Karena sektor teknis lainya anjlok maka sektor pertanian menjadi penyelamat perburukan resesi ekonomi kuartal III," ungkapnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas