Tesla Pilih India Untuk Bangun Pabrik Mobil Listrik, BKPM: Masih Negosiasi, Tesla Belum Hengkang
Produsen mobil listrik, Tesla, akhirnya memutuskan untuk membangun pabrik mobil listrik atau electric vehicle (EV) di India.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produsen mobil listrik, Tesla, akhirnya memutuskan untuk membangun pabrik mobil listrik atau electric vehicle (EV) di India.
Hal ini pun sempat membuat orang bertanya-tanya terkait keberlanjutan negosiasi Pemerintah Indonesia dengan produsen mobil listrik yang dipimpin Elon Musk itu.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan negosiasi pemerintah dengan Tesla Inc, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, masih terus berjalan.
Baca juga: Tesla Diprediksi Bakal Dapat Keuntungan Rp 8,4 Triliun dari Pembelian Bitcoin
Hal ini menyusul kabar bahwa perusahaan milik Elon Musk tersebut bakal membangun pabrik mobil listrik di India, yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan oleh kedua pihak.
Kabar itu pun membuat banyak pihak mempertanyakan keberlanjutan negosiasi pemerintah Indonesia untuk mengajak Tesla menanamkan modalnya di Tanah Air.
Baca juga: Tesla Pilih India untuk Membangun Pabrik Mobil Listriknya
"Saya ingin sampaikan, ini kan masih negosiasi, tidak ada yang hengkang, kalau hengkang itu kan sudah tiba baru pergi, ini masih berproses," ungkap Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/2/2021).
Ia menjelaskan, pada dasarnya komunikasi Indonesia dengan Tesla sejak awal dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Maka, pihaknya akan berkomunikasi dengan Luhut untuk mengetahui lebih detail informasi terkait rencana investasi Tesla.
Baca juga: Prospek Saham Tambang Setelah Tesla Tak Minat Investasi Baterai
"Kami di bagian belakanganya. Nah untuk itu saya akan coba untuk komunikasi dengan Pak Menko informasinya sejauh apa terakhir," katanya.
Menurut Bahlil, pasang surut dalam tahap negosiasi investasi adalah yang biasa terjadi.
Meski demikian, ia menegaskan pemerintah akan terus mendorong negosiasi dengan Tesla agar bisa membuahkan hasil yang baik bagi Indonesia.
“Jadi kalau orang dalam negosiasi bisnis deal-deal-an itu biasa pasang surut. Dunia belum berakhir jangan pesimis, barang (negosiasi) ini masih jalan terus,” kata dia.
Dia mencontohkan, tarik ulur negosiasi juga sempat terjadi pada investasi LG Energy Solutition Ltd.
Bahkan negosiasi berlangsung dalam kurun waktu lebih dari satu tahun lebih hingga akhirnya LG memutuskan membangun industri baterai kendaraan listrik dengan nilai investasi mencapai 9,8 miliar dollar AS.