Setelah Kembalikan Pesawat ke Leasing, Bos Garuda Pastikan Tak Tambah Jumlah Armada
Maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia memastikan tidak akan menambah jumlah armada pesawat.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia memastikan tidak akan menambah jumlah armada pesawat.
Hal tersebut ditegaskan langsung oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, setelah perseroan mengakhiri kontrak pesawat Bombardier CRJ1000 yang dilakukan oleh Garuda Indonesia terhadap dua perusahaan leasing.
Baca juga: Dirut Garuda Keluhkan Alami Kerugian Gara-gara Gunakan Pesawat Bombardier CRJ1000
"Tidak. Garuda Indonesia tidak mencari alternatif pesawat pengganti," jelas Irfan saat dihubungi Tribunnews, Senin (1/3/2021).
Diketahui, terdapat dua leasing yang berkontrak dengan Garuda Indonesia terkait pembelian pesawat tersebut yakni Nordic Aviation Capital (NAC) dengan 12 pesawat, dan Export Development Canada (EDC) dengan 6 pesawat.
Garuda Indonesia mengklaim mengalami kerugian imbas dari pengoperasian pesawat Bombardier CRJ1000.
Baca juga: Bikin Rugi, Garuda Kembalikan Pesawat Bombardier CRJ1000, Ini Spesifikasinya
Alasan kerugian tersebut yang membuat pihaknya mengembalikan 12 pesawat Bombardier CRJ1000 ke perusahaan leasing.
Selama 8 tahun operasional, perseroan mengalami kerugian rata-rata 30 juta dollar AS per tahun akibat penggunaan pesawat jenis tersebut.
Dari adanya pengembalian pesawat tersebut, Irfan memastikan rute-rute yang biasa dioperasikan dengan Bombardier CRJ 1000, tetap berjalan normal dengan menggunakan pesawat jenis lain.
Dalam informasi yang diperoleh, rute Garuda Indonesia yang operasionalnya menggunakan pesawat Bombardier CRJ 1000 adalah rute Jakarta-Kupang dan Surabaya-Labuan Bajo.
"Kita layani rute penerbangan yang diterbangkan CRJ 1000 dengan menggunakan pesawat lain," pungkas Irfan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.