Atasi Perubahan Iklim, ABB Terbitkan Buku Putih
Perusahaan bidang enjiniring asal Swiss, ABB mengimbau pemerintah Indonesia dan industri mengurangi penggunaan energi
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan bidang enjiniring asal Swiss, ABB mengimbau pemerintah Indonesia dan industri mengurangi penggunaan energi yang berdampak terhadap perubahan iklim.
ABB pun menerbitkan buku putih yang mengungkap potensi peningkatan efisiensi energi secara signifikan di industri dan infrastruktur yang dipelopori oleh sistem motors, dengan tingkat efisiensi tinggi terbaru yang dilengkapi variable speed drive.
Baca juga: Akses Melalui stimulus.pln.co.id dan Dapatkan Token Listrik Gratis PLN Bulan Maret 2021
Menurut Badan Energi Internasional (IEA), industri menyumbang 37 persen dari total penggunaan energi global, di mana sekitar 30 persen dikonsumsi gedung-gedung bertingkat.
Teknologi motors dan drives pun kini telah mengalami kemajuan pesat selama satu dekade terakhir, dilengkapi desain inovatif yang memungkinkan terciptanya efisiensi energi secara signifikan.
Namun, sebagian besar motor elektrik industrial yang menggerakkan sistem industri mencakup 300 juta wilayah di seluruh dunia, tidak cukup efisien atau mengkonsumsi energi melebihi kebutuhan dan mengakibatkan pemborosan energi besar-besaran.
Hasil riset independen memprediksi, jika sistem saat ini diganti oleh peralatan dengan tingkat efisiensi energi optimal, maka konsumsi listrik global dapat dipangkas hingga 10 persen.
Hal ini juga akan menyumbang lebih dari 40 persen pengurangan emisi gas rumah kaca untuk memenuhi target iklim 2040 yang ditetapkan Perjanjian Paris.
"Efisiensi energi industri memiliki kapasitas tunggal terbesar untuk memperlambat dampak perubahan
iklim. Hal ini pada dasarnya merupakan solusi iklim dunia," jelas Presiden ABB Motion Morten Wierod dalam keterangannya, Kamis (4/3/2021).
Bagi ABB, kata Morten, keberlanjutan adalah bagian penting dari tujuan perusahaan, dengan menerapkan teknologi terdepan yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Pentingnya peralihan industri dan infrastruktur ke sistem drives dan motors hemat energi tersebut,
berperan penting dalam kehidupan masyarakat yang berkelanjutan,” papar Morten.
"Mengingat 45 persen konsumsi listrik dunia digunakan untuk menggerakkan motor elektrik pada gedung dan aplikasi industri, investasi dan pengkinian teknologi dan sistem akan menghasilkan efisiensi yang sangat besar," sambungnya.
ABB melakukan kajian reguler terhadap dampak mesin berefisiensi tinggi dan mendukung efisiensi energi global.
Pada 2020 merupakan tahun penghematan listrik 198 terawatt - jam, di mana jumlah ini melebihi setengah konsumsi energi tahunan di Inggris.
Baca juga: Perlu Penguatan Pasokan Energi untuk Industri Demi Pemulihan Ekonomi Nasional