Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menteri ESDM: Proyek 35.000 Mega Watt Hambat Program Energi Bersih

Indonesia harus mengambil langkah cepat untuk beralih ke energi bersih atau terbarukan. 

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Menteri ESDM: Proyek 35.000 Mega Watt Hambat Program Energi Bersih
TRIBUN/HO
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt milik Star Energy Geothermal di Sukabumi, Jawa Barat (4/4/2018). PT Barito Pacific Tbk pada pekan depan akan menggelar rights issue untuk mengakuisisi 66,67% saham Star Energy Geothermal yang akan mendukung peningkatan pendapatan dan pertumbuhan kinerja perseroan. TRIBUNNEWS/HO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, Indonesia harus mengambil langkah cepat untuk beralih ke energi bersih atau terbarukan. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah sudah mengambil antisipasi untuk mempercepat masuknya energi bersih ini kedalam sistem energi nasional. 

"Kita memiliki sumber sumber energi terbarukan yang cukup besar. Antara lain tenaga energi surya, hydro, geothermal, angin, biomassa, dan macam-macam," ujarnya dalam video conference, Senin (8/3/2021).

Baca juga: Kapasitas Pembangkit Energi Terbarukan Ditargetkan Tembus 978 Megawatt di 2021

Ada beberapa tantangan yakni di antaranya lokasi-lokasi energi terbarukan umumnya di daerah yang jauh dari kota. 

"Perlu dukungan sarana yang harus kita siapkan. Ini adalah satu keharusan yang dilakukan tahun-tahun ke depan," kata Arifin. 

Baca juga: Star Energy Geothermal Kembangkan Potensi Ekonomi Kopi di Jawa Barat

Ada juga kendala dari proyek tambahan listrik 35.000 mega watt yang menjadi keinginan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). 

Berita Rekomendasi

Arifin menjelaskan, proyek tersebut di saat ini dalam tahap pelaksanaan penyelesaian, sehingga kalau rampung berpotensi adanya kelebihan pasokan energi. 

"Kalau ini diselesaikan  ditambah dengan adanya faktor kelambatan penyerapan energi dan perlambatan ekonomi disebabkan oleh pandemi, maka kelebihan ini yang menjadi tantangan kita. Ini adalah hambatan untuk energi bersih bisa masuk," ujarnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas