Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Cocok Jadi Eksportir Industri Teknologi Tinggi ke Selandia Baru

Untuk itu, tim KBRI Wellington selalu mendukung upaya peningkatan ekspor produk-produk dari Indonesia untuk masuk ke Selandia Baru.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Indonesia Cocok Jadi Eksportir Industri Teknologi Tinggi ke Selandia Baru
KBRI Wellington
Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya 

Dua negara ini, kecuali Australia belum banyak disentuh Indonesia. Jadi Selandia Baru dan kurang lebih 20 negara-negara yang ada di pasifik adalah pasar yang kurang diperhatikan oleh produsen, eksportir, maupun investor dari Indonesia.Alasan klasik karena jauh dan pasarnya kecil. Sehingga banyak yang berpikiran sangat pragmatis ngapain ngurusin pasar yang penduduknya 6-7 juta. Kenapa saya tidak mikirkan pasar yang dekat saya misal Kabupaten Bogor itu sudah 5 juta penduduknya.

Atau berbicara provinsi-provinsi lain yang jumlah penduduknya sama di pasifik. Sikap-sikap seperti ini yang membuat flow dari produk-produk dari Indonesia ke Pasifik selalu tidak pernah besar. Karena terjadi pragmatisme di kalangan eksportir dan pedagang Indonesia.

Mereka cuma mau melihat volumenya besar. Yang terus kami gelorakan khususnya di era saya di empat tahun terakhir ini adalah bahwa produk itu presensi dari negara kita. Jadi dengan adanya produk kita di rak-rak di negara-negara kecil itu dan ada tulisan made in Indonesia maka secara tidak langsung itu menciptakan awareness terhadap suatu negara yang namanya Indonesia.

Sekarang-sekarang ini di negara pasifik orang ketika membicarakan Indonesia, tidak begitu kenal. Mereka lebih kenal dengan Malaysia, Thailand, lebih kenal dengan Vietnam. Lewat produk. Berbagai produk mereka di rak-rak pasar tradisional sudah secara langsung berkontribusi menciptakan awareness masyarakat pasifik pada suatu negara.

Pada sisi ini kita tertinggal padahal kita di ASEAN itu ekonomi terbesar, negara terbesar tapi dalam konteks level of awareness kita masih di belakang negara-negara tersebut. Ini tidak mudah untuk mengubah stigma pasifik pasar yang kecil dan jauh, yang penyerapan terhadap produknya tidak  begitu banyak.

Kalau stigma ini tidak kita ganti, maka yang rugi adalah kita. Secara image dan saya selalu bicara terkait dengan politik nantinya. Kita ini negara besar tapi tidak begitu dikenal karena itu tadi.Mari kita bongkar sebesar apa potensi dari pasifik itu. Kita mulai dari Selandia Baru. Penduduknya kurang lebih 5 juta.

Termasuk salah satu negara yang paling makmur di dunia. GDP-nya itu 206,9 miliar USD. Kemudian GDP per kapita 42.710 New Zealand Dollar (NZD).Pertumbuhan ekonomi di saat pandemi diprediksi tetap plus. Tahun 2020 saat pandemi itu pertumbuhan ekonomi tetap plus berada pada angka 1,5% memang turun dibandingkan pandemi. Memang tidak ada negara yang mengalami plus.

Berita Rekomendasi

Salah satunya yang sedikit mengalami plus adalah Selandia Baru. Negara yang orientasinya adalah ekspor. Hampir semua produk yang dihasilkan negara ini baik dari sektor pertanian, perikanan, itu lebih dari 75% untuk mengisi pasar ekspor.

Karena orientasi ekspor maka Selandia Baru aktif dalam perjanjian perdagangan dengan banyak dunia termasuk Indonesia. Karena yang penting bagi mereka adalah jualan. Karena orientasi ekonomi, Selandia Baru tidak ingin ikut campur urusan politik negara lain.

Baru sekarang aja zaman Jacinda Ardern mereka agak berani memberikan komentar-komentar terhadap segala sesuatu yang melawan demokrasi atau melanggar HAM. Seperti Selandia Baru pertama kali yang mengutuk aksi kudeta milter di Myanmar.

Mereka selalu melalui tangan-tangannya mempertanyakan persoalan HAM yang ada di Papua. Mereka tidak berani nanya langsung kepada kita tapi melalui proxi-proxinya.

Ada suatu perubahan sikap dari suatu negara yang tadinya tidak ingin terganggu dengan urusan ekonominya menjadi suatu negara yang sedikit berani berbicara politik.

Tapi secara keseluruhan negara ini adalah negara yang mendewakan ekonomi. Karena dari ekonomi yang berbasis ekspor lah negara ini menjadi negara yang maju dihantam pandemi lebih dari satu tahun negara ini tidak goyah. Mereka berani menutup perbatasan hingga saat ini.

Tidak ada turis mulai Januari sampai sekarang. Mereka tutup pintu untuk turis. Ini suatu indikasi kemampuan mereka mengelola keuangan sehingga istilahnya itu siapkan payung sebelum hujan. Sekarang hujan panjang lebih dari satu tahun tapi tabungan mereka cukup.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas