Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Cocok Jadi Eksportir Industri Teknologi Tinggi ke Selandia Baru

Untuk itu, tim KBRI Wellington selalu mendukung upaya peningkatan ekspor produk-produk dari Indonesia untuk masuk ke Selandia Baru.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Indonesia Cocok Jadi Eksportir Industri Teknologi Tinggi ke Selandia Baru
KBRI Wellington
Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya 

Dari sisi impor negara Selandia Baru banyak sekali mengimpor produk-produk dari berbagai negara. Nah produk seperti makanan jadi, van mobil, ventiliser, makanan ternak, itu adalah produk-produk yang tidak bisa mereka produksi.

Ada masuk dari kita tapi kebanyakan itu masuknya dari negara-negara lain. Jadi masuk dari kita hanya pakan ternak.

Ya cukup menjadi primadona, tapi yang lain-lain kita kalah diserbu dari produk-produk serupa dari negara-negara ASEAN. Sebut saja Thailand, Vietnam, Filipina, itu sangat aktif mempenetrasi pasar yang kita anggap kecil.

Ada lagi tiga negara yang aktif betul menghujani pasar dengan berbagai produk. Tentu saja China, Korea, dan Jepang. Di mana Indonesia, kita sedikit sekali.

Kami sudah beberapa kali melakukan pendekatan kepada produsen-produsen kita. Alasannya itu seperti yang saya sebut tadi.Sekarang kita mengandalkan pada industri-industri berbasis teknologi tinggi untuk masuk ke Selandia Baru dan Pasifik. Memang dari segi kuantitas tidak besar tapi dari segi kualitas ketika itu masuk maka selesai sudah produk-produk kecil tadi.

Kita sudah mengekspor trafo sejak awal 2000an. Produk-produk seperti itu. Sekarang kita galakan produk-produk berbasis maritim misalnya itu kapal. Kapal dari nelayan yang sangat sederhana sampai dengan kapal-kapal besar untuk mengangkut penumpang bahkan kapal perang.

Yang diproduksi berbagai perusahaan perkapalan yang ada di Indonesia. Produk-produk seperti ini cocok masuk ke New Zealand dan Pasifik. Karena ini maritim. Negara yang dikelilingi oleh air. Kita sedang melakukan lobi-lobi dari produk-produk industri strategis seperti misalnya kereta api.

Berita Rekomendasi

Kemudian pesawat-pesawat. Ini yang tidak disentuh oleh negara-negara Asean. Mereka tidak bermain pada sektor-sektor ini.Kebanyakan adalah consumer good. Sekarang kita sedang masuk produk-produk berteknologi tinggi. Dalam lima tahun ke depan itu keyakinan kami.

Ketika kita masuk, maka pada titik itu kita akan mengalami surplus perdagangan dengan Selandia Baru. Kita memiliki target, yang sudah disepakati Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri pada 2016, target perdagangan bilateral Indonesia-Selandia Baru itu Rp 40 triliun atau 40 miliar NZD. Yang harus dicapai sebelum tahun 2024.

Sekarang posisi kita ini sudah di 26-28 miliar NZD. Sudah mencapai setengahnya dengan produk-produk yang tadi itu kecil. Apabila dalam lima tahun ke depan apabila produk besar atau produk berteknologi tinggi itu masuk. Saya rasa target 40 miliar NZD itu menjelang tahun 2024 itu akan bisa kita lampaui.

Sepanjang akhir 2020-2021 bagaimana Selandia Baru melakukan upaya untuk memutus rantai Covid-19?

Sebagaimana seperti kita ketahui bersama, Selandia Baru adalah negara teratas dalam konteks merespon Covid-19. Kita di sini sudah lama menikmati apa yang disebut Covid Free atau bebas dari Covid. Lebih dari 6 bulan kita tinggal di suatu negara, yang segala sesuatunya normal.

Ada sih kasus di suatu komunitas, tapi itu tidak sampai dua digit. Paling empat, enam, paling banyak tujuh. Dalam waktu cepat, kurang dari seminggu sudah bisa teratasi.

Sedangkan kasus-kasus yang lain, kasus-kasus yang aktif itu ada. Itu adalah kasus di tempat karantina. Yang dibawa oleh orang-orang yang masuk ke Selandia Baru.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas