Amankan Cadangan Material, Berkah Beton Sadaya Tbk Kontrak Suplai Sirtu Senilai Rp 416 Miliar
Dalam kontrak ini, SPQ dipercaya menyuplai pasir cor sebanyak 1.800.000 m³ senilai Rp 306 miliar selama kurun 5 tahun ke depan
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah resmi melantai di pasar modal menjadi perusahaan terbuka, emiten PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BBS) makin gencar menggenjot berbagai kontrak proyek baru.
Untuk mendukung ekspansi tersebut, BBS meneken kontrak suplai bahan baku untuk mengamankan sumber cadangan material pasir dan batu (sirtu) untuk kebutuhan poyek konstruksi.
Baru-baru ini BBS menandatangani kontrak suplai batu dan pasir senilai Rp 416 miliar dengan dua rekanan, masing-masing PT Sinar Pasogit Quarry (SPQ) dan PT Rimba Jaya Semesta (RJS) diwakili oleh masing-masing direksi dan GM kedua perusahaan, di Subang Jawa Barat, Jumat (19/3/2021).
Dalam kontrak ini, SPQ dipercaya menyuplai pasir cor sebanyak 1.800.000 m³ senilai Rp 306 miliar selama kurun 5 tahun ke depan.
Sementara PT Rimba Jaya Semesta dipercaya menyuplai batu split sebanyak 1.000.000m³ senilai Rp 110 miliar untuk kurun waktu yang sama.
Hasan Muldhani, Direktur Utama BBS dalam mengatakan, kontrak suplai ini untuk mengamankan cadangan material demi memenuhi berbagai proyek yang akan dilaksanakan BBS.
Baca juga: Kemenhub dan Pelindo I Tandatangani Perjanjian Sewa Tanah Lapangan Penimbunan Barang Kontruksi Beton
“Kerjasama yang kita lakukan dalam rangka mengamankan sumber cadangan material demi memenuhi banyaknya kontrak kerja yang harus dilaksanakan oleh BBS. Hal strategis lain, kontrak ini menjadikan stok kami melimpah sehingga tidak ada alasan bagi perusahaan untuk terhambat berproduksi,“ kata Hasan.
Hasan juga mengungkapkan, selain mengamankan suplay bahan baku, BBS juga meningkatkan kualitas dan kapasitas fasilitas produksi. Dari segi Sumber Daya Manusia, BBS mencanangkan program upgrading progresifitas tim produksi, manajemen, hingga tim pemasaran.
"SDM dan infrastruktur perusahaan semuanya akan dilakukan upgrading demi menjaga kepercayaan publik karena BBS juga sudah melantai di pasar bursa,” ungkap Hasan.
Baca juga: Ratusan Bidang Tanah Kas Desa di Klaten Diterjang Proyek Tol Yogya-Solo
BBS merupakan emiten yang bergerak di bidang industri, konstruksi, perdagangan besar dan penggalian dengan kode saham BEBS.
Emiten pemai utama di bisnis infrastruktur ini berdiri pada Januari 2019 di Gunungsari, Pagaden, Subang, Jawa Barat.
Sejak 25 Februari 2021, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah resmi menerbitkan satu Keputusan Dewan Komisioner terkait dengan penetapan efek Syariah nomor KEP-08/D.04/2021 dengan kode saham BEBS.