Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Laba PermataBank Merosot Jadi Rp 722 Miliar di 2020, Rupanya Ini Pemicunya

PermataBank mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp722 miliar di tahun 2020.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Laba PermataBank Merosot Jadi Rp 722 Miliar di 2020, Rupanya Ini Pemicunya
ist
ILUSTRASI - PemataBank Model Branch Cikarang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bambang Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk atau PermataBank mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp722 miliar di tahun 2020.

Jika dibandingkan dengan perolehan angka di tahun 2019, terkoreksi turun 51 persen. Diketahui pada tahun 2019, laba bersih PermataBank sebesar Rp1,5 triliun.

Direktur PermataBank, Lea Kusumawijaya menjelaskan, turunnya laba tersebut disebabkan pertebalan pencadangan kerugian dan adanya penurunan tarif pajak penghasilan (Pph) badan.

"Pertama kita melakulan pencadangan kerugian penurunan nilai yang cukup signifikan di 2020, sebagai refleksi pendekatan prudensial Bank Permata dalam menghadapi dampak pandemi terhadap portofolio kredit," jelas Lea dalam video conference, Jumat (26/3/2021).

Baca juga: Wijaya Karya Bukukan Kenaikan Laba Bersih Jadi Rp 322,3 Miliar di 2020

Di sisi lain, permataBank tetap berhasil membukukan pendapatan operasional sebelum pencadangan sebesar Rp3,8 triliun atau meningkat 23,7 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Baca juga: Besar Pasak daripada Tiang, INDEF Sebut Utang BUMN Jauh Lebih Besar dari Labanya

Pertumbuhan ini dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 14,2 persen dan pendapatan non-bunga sebesar 16,1 persen Year-on-Year (YoY). 

Berita Rekomendasi

Pencapaian ini diikuti dengan perbaikan rasio marjin bunga (Net Interest Margin atau NIM) menjadi 4,7 persen, meningkat dari 4,4 persen di periode yang sama tahun lalu sejalan dengan strategi Bank dalam mengelola struktur likuiditas secara optimum.

Cost to Income Ratio (CIR) tercatat sebesar 58,7 persen, membaik secara signifikan dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 62,4 persen. Rasio efisiensi tersebut didukung oleh penerapan digitalisasi dalam transaksi perbankan.

Untuk total penyaluran kredit tercatat sebesar Rp118 Triliun, meningkat 9,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit ini didukung oleh pengalihan aset BBI melalui proses integrasi sebesar Rp17,3 Triliun.

Non-Performing Loan (NPL) Bank dapat dikelola dengan baik di level yang aman ditengah penurunan kualitas aset di industri perbankan Indonesia.

Rasio NPL gross tercatat sedikit meningkat ke level 2,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,8 persen dengan NPL net yang terjaga pada level 1,0 persen dibandingkan posisi Desember 2019 sebesar 1,3 persen.

Bank melakukan upaya berkelanjutan untuk perbaikan NPL melalui restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan kredit NPL dan pertumbuhan kredit good book.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas