IHSG Berpotensi Tertekan Efek Memanasnya Hubungan Amerika Serikat-China
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal berpotensi bergerak kembali tertekan dengan support resistance 6.100 hingga 6.230.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal berpotensi bergerak kembali tertekan dengan support resistance 6.100 hingga 6.230.
Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG bergerak gagal break out resistance moving average 5 dan 50 hari membuat tekanan psikologis dan potensi melemah menguji support 6.100 kembali.
"MACD bergerak bearish yang masih terlihat berlanjut dengan momentum RSI dan stochastic yang mulai menjenuh," ujar dia mengutip risetnya, Senin (30/3/2021).
Sementara itu, akhir pekan ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana untuk mengungkap program stimulus lebih lanjut dengan condong ke infrastruktur.
Selanjutnya, kata Lanjar, hubungan AS dan hina juga menjadi fokus, setelah laporan bahwa Washington belum siap untuk mencabut tarif impor China dalam waktu dekat.
Baca juga: IHSG Minus 2,53 Persen Sepekan, Data Perdagangan Merah Semua
"Akan tetapi, mungkin terbuka untuk pembicaraan perdagangan," katanya.
Sementara, IHSG kemarin ditutup minus 0,46 persen atau turun sebesar 28,74 poin ke level 6.166.82 dengan saham-saham di sektor pertambangan minus 2,05 persen, properti minus 1,39 persen, dan infrastruktur minus 1,38 persen.
Baca juga: Investor Disarankan Jauhi Dulu Saham-saham Emiten BUMN, Harganya Sudah Kemahalan
"Investor mencermati perkembangan pembentukan lembaga pengelolaan investasi yang ditargetkan kuartal I 2021 dan aksi rebalancing portofolio yang kemungkinan terjadi menjelang akhir bulan Maret," pungkasnya.