Dorong Ketahanan Pangan, Warga Pedesaan Gambut Budidayakan Sayuran
Kelompok perempuan petani ini sudah mengelola 15 unit kolam terpal di setiap rumah anggota kelompok.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mendorong terciptanya ketahanan pangan berbasis rumah tangga di pedesaan gambut, dan padat karya dalam pengelolaan lahan gambut.
Satu di antaranya, membentuk kelompok Wanita Peduli Gambut di Desa Pangkoh Sari, Kalimantan Tengah.
Baca juga: Kepala BRGM: Galang Potensi Masyarakat Percepat Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove
Sunarti yang merupakan bendahara Kelompok Wanita Peduli Gambut di Desa Pangkoh Sari, dan beranggota 15 orang perempuan, aktif melakukan budidaya tanaman kelor dan porang serta menanam ubi jalar, labu siam, kangkung, bayam dan sayuran lain.
Mereka juga membudidayakan ikan di lahan pekarangannya yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Melalui kegiatan DMPGM-Ketahanan Pangan, Sunarti merasakan perubahan, karena sebelumnya kebutuhan pangan umumnya dibeli dari pedagang yang datang ke desa.
Baca juga: Menteri LHK Ungkap 637 Hektar Lahan Gambut dan Mangrove di 9 Provinsi Kritis
"Dulu sayur dan ikan beli. Sekarang sudah tidak. Kami juga sudah menjual sayuran dari demplot kepada ibu-ibu lain,” ujar Sunarti, Rabu (21/4/2021).
Kelompok perempuan petani ini sudah mengelola 15 unit kolam terpal di setiap rumah anggota kelompok.
Ikan lele dan nila telah dipanen sejak Januari 2021, di mana hasil panen harian ikan tersebut menjadi sumber lauk utama bagi setiap rumah anggota kelompok dan sebagian dijual apabila ada tetangga yang memerlukan.
Kelompok Wanita Peduli Gambut di Pangkoh Sari ini juga telah menjalin kerjasama dengan BUMDes di desa mereka.
BUMDes Farm Jaya menjadi pemasok bibit sayuran untuk kelompok, dengan harga lebih murah dibandingkan dengan bibit sayur yang beredar di sekitar desa.
Sementara itu, kelompok menjual sayur hasil panen ke BUMDes Farm Jaya.