Erick Thohir Akan Beli Peternakan Sapi di Belgia, Ekonom: Manfaatkan Potensi Lokal Secara Maksimal
rencana Erick Thohir beli peternakan sapi Belgia dinilai tidak memanfaatkan potensi yang ada di dalam negeri secara maksimal.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana membeli peternakan sapi di Belgia, sebagai upaya menekan impor daging sapi nasional yang kebutuhannya sangat tinggi.
Namun, rencana Erick Thohir tersebut dinilai tidak memanfaatkan potensi yang ada di dalam negeri secara maksimal.
"Saya kira perlu dikritisi wacana yang disampaikan oleh Menteri BUMN, terutama dalam konteks ketersiapan produksi di dalam negeri," kata Ekonom Center of Reform on Economics Indonesia (Core) Yusuf Rendy Manilet saat dihubungi, Selasa (20/4/2021).
Baca juga: Menteri Erick Inginkan 20 Persen Direksi BUMN Diisi Perempuan
Menurutnya, sebaiknya pemerintah melakukan mitigasi terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab Indonesia tidak bisa memproduksi sapi potong lebih banyak.
Padahal, kata Yusuf, jika merujuk dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, disebutkan potensi sapi potong di Indonesia cukup besar.
Baca juga: Erick Thohir Angkat Ridwan Arbian Syah Jadi Direktur SDM Pegadaian
"Hal ini didorong ketersediaan sumber daya ternak dan peternak, lahan dengan berbagai jenis tanaman, pakan, produk sampingan industri pertanian sebagai sumber pakan, serta ketersediaan inovasi teknologi," paparnya.
Desain kebijakan
Namun, meski terdapat potensi sapi potong yang besar di Indonesia, lanjut dia, tetapi kebijakan pemerintah selama ini dalam pembangunan peternakan masih bersifat pendekatan dari atas ke bawah (top-down).
"Kebijakan seperti ini pada akhirnya menyulitkan berbagai pihak, terutama stakeholder. Jadi sebenarnya poinnya adalah, potensi ada tapi memang kembali desain kebijakan dari pemerintah yang perlu diperbaiki," tutur Yusuf.
Tidak tepat
Dihubungi terpisah, anggota Komisi VI DPR Amin Ak menilai, pembelian peternakan sapi di luar negeri merupakan solusi jangka pendek untuk pemenuhan kebutuhan akibat tidak terpenuhinya pasokan daging sapi dalam negeri.
"Strategi semacam itu bagus untuk jangka pendek, namun tidak tepat dalam konteks jangka panjang. Pengelolaan peternakan yang efisien harus dikuasai oleh peternak Indonesia agar bisa swasembada daging,” kata Amin, Selasa (20/4/2021).
Menurutnya, dalam waktu beberapa tahun kedepan, secara realita memang cukup sulit untuk memenuhi kebutuhan daging sapi secara mandiri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi sapi potong pada tahun 2020 mencapai 17,5 juta ekor. Merujuk data Kementerian Pertanian, dari populasi tersebut, hanya sekitar 25 persen saja yang siap potong.