Jaga Harga, 13 Ribu Ton Daging Kerbau Asal India Tiba di Indonesia
emerintah telah memutuskan impor daging kerbau dan sapi untuk menjaga kestabilan harga di pasar jelang Lebaran 2021.
Editor: Hendra Gunawan
* Pemerintah Akan Impor Gandum untuk Pakan Ternak, Mengapa?
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah memutuskan impor daging kerbau dan sapi untuk menjaga kestabilan harga di pasar jelang Lebaran 2021.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis (Deputi II) Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, sampai saat ini sudah ada 13 ribu ton daging kerbau dari India masuk ke Perum Bulog, dari total 80 ribu ton.
"Mudah-mudahan akan ada penambahan di Minggu pertama Mei atau Minggu ketiga Ramadan. Mudah-mudahan bisa terealisasi, sehingga kebutuhan saat hari raya bisa terpenuhi," kata Musdhalifah secara virtual, Rabu (28/4/2021).
Baca juga: Legislator PKS: Industri Pertahanan Dalam Negeri Tidak Kalah dengan Produk Impor
Diketahui, pemerintah telah mengeluarkan izin impor daging sebanyak 100 ribu ton, yang terdiri dari 80 ribu ton daging kerbau dan 20 ribu ton daging sapi dari Brazil.
Menurut dia, impor daging kerbau dari India tetap dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, meski saat ini negara tersebut sedang dilanda ‘tsunami’ Covid-19
"Daging kerbau terus masuk meski ada Corona, karena kontrak sudah berjalan," ucap Musdhalifah.
Baca juga: India Impor Vaksin Sputnik V Rusia Akhir Mei Ini
Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah sebelumnya telah mencari pasokan daging dari beberapa negara, tetapi hampir semua negara juga mengalami kendala yang sama dengan Indonesia yaitu kekurangan pasokan daging.
"Kami sudah mencari beberapa alternatif, karena kami khususkan adalah menghadapi hari raya," paparnya.
Impor gandum
Selain daging, pemerintah juga berencana melakukan impor gandum untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, seiring tingginya harga jagung di dalam negeri.
Menurut Musdhalifah, pemerintah sedang mendiskusikan apa saja yang bisa dilakukan untuk mengendalikan peningkatan laju harga pakan ternak.
"Salah satunya untuk unggas, kami dorong impor pakan dari komoditas lain yaitu gandum. Karena sekarang jagung sangat tinggi seharga Rp 6 ribu," paparnya.
Baca juga: 90 Persen Bahan Baku Industri Obat Hasil Impor, Kemenperin Dorong Transformasi Industri Farmasi
Menurutnya, impor gandum dapat saja dilakukan dengan mudah karena tidak masuk dalam kelompok barang yang dilarang atau dibatasi.
"Tidak ada pembatasan impornya," ucap Musdhalifah tanpa merinci besaran rencana impor gandung untuk pakan ternak.
Selain gandum, pemerintah juga mendorong pemanfatan sumber pakan ternak lainnya pengganti jagung ataupun soybean (bungkil kedelai) yang sekarang mengalami kenaikan harganya.
"Jangka panjang kami dorong pemanfaatan lainnya, apalagi kita ketahui banyak alternatif substitusi untuk impor pakan ternak," paparnya. (Tribunnews/Seno Tri Sulistiyono/tis)