Sektor Otomotif Lesu, Pembiayaan Baru Adira Finance di Kuartal I 2021 Rp 5,4 Triliun
Laba bersih Adira Finance setelah pajak dibukukan di kuartal I 2021 sebesar Rp 211 miliar atau turun 59,4 persen.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang kuartal I 2021, Adira Finance membukukan total pembiayaan baru sebesar Rp 5,4 triliun, turun cukup tajam 35,6 persen secara year on year, terdampak oleh melemahnya penjualan di industri otomotif nasional.
Presiden Direktur Adira Finance dalam paparan kinerja via virtual hari ini, Jumat (30/4/2021) mengatakan, secara keseluruhan proporsi total pembiayaan baru di segmen mobil, sepeda motor dan non-otomotif masing-masing berkontribusi sebesar 37 persen, 45 persen dan
18 persen.
Karena meningkatnya risiko kredit, perseroan memilih lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan baru selama kuartal I 2021.
Sementara itu, total piutang yang dikelola Adira Finance di kuartal I 2021 tercatat sebesar Rp41,9 triliun, turun 23,3 persen year on year jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
Hingga akhir Maret 2021, jumlah nasabah yang telah direstrukturisasi pinjamannya mencapai 831 ribu kontrak atau senilai Rp 19 triliun, atau mencapai sekitar 35 persen dari piutang yang dikelola per Februari 2020.
Hafid Hadeli menjelaskan, lebih dari 80 persen pinjamanan nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya.
Baca juga: Adira Insurance Kenalkan Kampanye #SudahZiapAman untuk Lindungi Pengemudi dan Kendaraan
Ke depan, Adira Finance akan mengembangkan jangkauan produk yang lebih luas pada platform digital Adiraku yang saat ini sudah diunduh oleh 1,1 juta pengguna dengan 518 ribu konsumen terdaftar pada kuartal I/2021.
Baca juga: Si Sporty Toyota Raize Meluncur di Indonesia dengan Enam Varian, Berapa Harganya?
Penurunan pembiayaan baru yang cukup tajam berdampak pada turunnya pendapatan bunga mencapai 29,9 persen menjadi Rp 2,16 triliun y/y jika dibandingkan periode sama
tahun lalu.
Baca juga: Harga Lengkap Daihatsu Rocky Berdasarkan Pilihan Warna dan Tipe-tipenya
Hafid menjelaskan, penurunan ini dipicu penurunan piutang pembiayaan yang didorong oleh penurunan pembiayaan baru, serta program restrukturisasi kredit yang diberikan kepada nasabah sejak April 2020.
Beban bunga perseroan turun 30,2 persen y/y menjadi Rp 848 miliar dan pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 1,3 triliun, turun 29,7 persen y/y serta margin bunga bersih
11,1 persen di kuartal I/2021.
Beban operasional turun 9,4 perssen y/y menjadi Rp 879 miliar karena keberhasilan perseroan mengambil langkah-langkah efektif mengelola biaya operasional selama pandemi.
Cost of credit di kuartal I 2021 sebesar Rp 425 miliar dan laba bersih setelah pajak dibukukan sebesar Rp 211 miliar atau turun 59,4 persen.