Survei KIC: UMKM Bisa Bertahan di Masa Pandemi Berkat Keberadaan Marketplace
Dari semua program promosi di marketplace, gratis ongkir dianggap paling membantu bisnis UMKM (50 persen), diikuti program diskon (38 persen).
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kehadiran marketplace di Indonesia harus diakui membuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mampu bertahan di tengah terpaan pandemi Covid-19.
Bukan cuma itu, para pelaku usaha ini bahkan sampai sanggup menembus pasar ekspor.
Peran marketplace terhadap UMKM tersebut tercermin dalam hasil survei Katadata Insight Center (KIC) berjudul "MSME Study Report 2021: Peran Marketplace bagi UMKM".
Survei ini dilakukan terhadap 392 UMKM di sejumlah kota di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Medan pada periode 24 Maret hingga 9 April 2021.
Hasil survei menunjukkan bahwa adanya pandemi selama lebih dari satu tahun terakhir ini telah berdampak pada penurunan volume penjualan dan omzet bisnis offline.
Penurunan penjualan offline ini dialami lebih dari 70 persen UMKM. Akibatnya, UMKM yang sebelum pandemi hanya berjualan offline mulai beralih membuka usaha online pada masa pandemi.
“Beberapa pelaku usaha bahkan menutup usaha offline, beralih ke online atau setidaknya memadukan penjualan offline dengan online,” kata Manajer Survei Katadata Insight Center (KIC) Vivi Zabkie di Jakarta, Jumat (30/4/2021).
Baca juga: Peningkatan Daya Saing UMKM, Ujung Tombak Perekonomian Indonesia Menuju Pasar Global
Berdasarkan kanal penjualan, perbandingan pada masa pandemi dan sebelum pandemi, pelaku UMKM yang beralih ke marketplace memiliki proporsi paling besar, diikuti peralihan ke media sosial (Instagram, Facebook dan sebagainya), website serta aplikasi lainnya.
Sebanyak 72 persen pelaku UMKM yang disurvei merasakan manfaat utama dari berjualan di marketplace berupa meluasnya jaringan pasar, lalu 68 persen merasakan keamanan bertransaksi, serta 65 persenmendapat kemudahan berinteraksi dengan pelanggan secara online dan melayani mereka secara real time (65 persen)
Lalu, sebanyak 54 persen UMKM yang disurvei menjawab dengan adanya marketplace bisa menghemat biaya promosi, 48 persen mendapat manfaat peningkatan omzet, 29 persen lebih kompetitif serta 19 persen mengaku mendapat kemudahan untuk mengakses pasar ekspor.
Sementara itu, 57 persen UMKM yang disurvei menjawab menghasilkan omzet atau nilai penjualan terbesar berasal dari Shopee, 28 persen dari Tokopedia, 6 persen Lazada, 3 persen Bukalapak, 2 persen Blibli dan 3 persen dari marketplace lainnya.
Baca juga: UMKM Kopi Asal Semarang Raih Omzet Rp70 Juta Per Bulan dari Marketplace
Dari semua program promosi di marketplace, gratis ongkos kirim (ongkir) dianggap paling membantu bisnis UMKM (50 persen), diikuti program diskon (38 persen).
Dengan beragam dukungan tersebut, kehadiran marketplace di Indonesia berperan penting mendukung pertumbuhan bisnis UMKM.
“Hal ini sebagaimana yang tercermin dari jawaban responden, dari skala 1-10 rata-rata memberi nilai 8 terkait besarnya peran marketplace dalam membantu UMKM bertahan di masa pandemi,” ujar Vivi.