Setelah Pesantren Binaan Habib Lutfi, BSI Siapkan Pembiayaan Pertashop di 1.000 Pesantren Lain
BSI menyiapkan pembiayaan Pertashop ke Pesantren Binaan Habib Muhammad Lutfi Bin Ali Bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Syariah Indonesia (BSI) memberikan dukungan pembiayaan pengadaan SPBU mini Pertashop di ekosistem pesantren.
Sebagai langkah perdana, BSI menyiapkan pembiayaan Pertashop ke Pesantren Binaan Habib Muhammad Lutfi Bin Ali Bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah.
Ke depannya, sebanyak 1.000 Pertashop yang tersebar di berbagai pesantren di sejumlah daerah, pembiayaannya akan dikerjasamakan dengan BSI.
Dalam hal ini, BSI bersinergi dengan Pertamina, BPH Migas dan Masyarakat Ekonomi Syariah, yang didorong oleh Kementerian BUMN untuk membangun ekosistem halal.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi mengatakan, segmen UMKM menjadi salah satu fokus Bank Syariah Indonesia dalam mengembangkan ekosistem halal yang bermanfaat bagi umat.
Baca juga: Erick Thohir Ingin Libatkan 1.000 Pesantren untuk Bangun Ekonomi Umat
Strategi yang dilakukan adalah menumbuhkan segmen UMKM berbasis ekosistem atau komunitas dan value chain yang terintegrasi.
Dalam hal ini, BSI berkomitmen memberikan dukungan produk dan jasa layanan perbankan bagi UMKM di lingkungan pesantren, mulai dari agen Laku Pandai, modal kerja untuk usaha, termasuk jika ingin membuka Pertashop.
Baca juga: Aplikasi SIPku Bantu Pesantren dan Madrasah Terapkan Pembukuan Digital
“Partisipasi Bank Syariah Indonesia dalam kegiatan ini merupakan salah satu wujud komitmen kami sebagai institusi perbankan syariah untuk terus mendorong UMKM di Indonesia khususnya melalui segmen ritel, salah satunya adalah pesantren,” jelas Hery dalam keterangannya, Minggu (2/5/2021).
Dalam mendorong UMKM untuk berkembang dan naik kelas, BSI tidak hanya memberikan dukungan finansial, namun juga pendampingan bagi pelaku usaha.
Di antaranya melalui penyediaan Pusat Pelatihan & Pendampingan UMKM, penyelenggaraan pelatihan pemasaran produk UMKM, dan pembangunan sentra UMKM di daerah. Dengan UMKM naik kelas, diharapkan dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional.
Lanjut Hery, diharapkan hal ini dapat menjadikan pesantren sebagai aset-aset perekonomian, bukan hanya pendidikan saja.
"Terlebih dalam kondisi pandemi saat ini, diperlukan pelaku usaha UMKM berbasis pesantren yang mampu memberikan dampak langsung kepada perekonomian rakyat, khususnya di lingkungan pesantren itu sendiri," pungkasnya.