CORE: Tingkat Pengangguran Usia Muda Indonesia Tertinggi di ASEAN
Indonesia berkontribusi 25 persen dalam angka pengangguran di ASEAN, sisanya Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan tingkat pengangguran usia muda di Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN.
Dalam tabel yang dipaparkan, Indonesia berkontribusi 25 persen dalam angka pengangguran di ASEAN, sisanya Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, Thailand hanya di kisaran 10-15 persen.
"Ini kaitannya bagaimana penciptaan lapangan pekerjaan yang menyasar penduduk usia muda,” terang Faisal dalam webinar, Senin (3/5/2021).
Menurutnya, di masa pandemi lonjakan pengangguran terjadi di kalangan yang terdidik.
“Artinya asumsi makin tinggi pendidikannya semakin kecil potensi pengangguran. Tetapi di sini tidak. Pandemi membuat banyak orang-orang berpendidikan tinggi menjadi menganggur. Ini berarti ada masalah dalam hal penciptaan lapangan kerja,” tuturnya.
Baca juga: Kementerian Investasi Diharapkan Dapat Atasi Persoalan Pengangguran
Demikian juga bila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan yang masih lebih kecil disandingkan angka pengangguran.
Menurut Faisal, hal ini karena banyaknya bantuan sosial atau bantuan langsug tunai yang disalurkan oleh pemerintah.
Baca juga: Anggota Komisi XI Soroti Pengangguran Makin Tinggi saat Pandemi Covid-19
Padahal melihat kondisi ini, lanjut dia, akan lebih efektif pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan daripada berbagai program bantuan.
“Jadi seharusnya pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan yang bisa menyerap orang-orang dengan gelar pendidikan tinggi,” imbuh dia.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkap ada 29,12 juta tenaga kerja di tanah air yang terdampak pandemi Covid-19.
"Pandemi ini dampaknya sudah sangat luar biasa, terutama di sektor ketenagakerjaan. Data BPS terdapat 29,12 juta penduduk usia kerja terdampak pandemi," ujar Ida.
Dari 29,12 juta tenaga kerja yang terdampak pandemi, Ida menuturkan 2,56 juta diantaranya 'terpaksa' menjadi pengangguran imbas dari pandemi.
"Ada juga 760.000 orang bukan angkatan kerja juga turut terdampak. Kemudian 1,77 juta orang terpaksa tidak bekerja untuk sementara akibat berbagai pembatasan karena corona," kata dia.