BRI: Kebijakan Baru KUR Bisa Dorong Pertumbuhan Kredit Perbankan
Pemerintah memutuskan memperpanjang tambahan subsidi pada bunga KUR menjadi 3 persen selama 6 bulan 1 Juli 2021 sampai dengan 31 Desember 2021.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dinilai akan berdampak sangat positif terhadap pertumbuhan kredit perbankan.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengatakan, tumbuhnya kinerja kredit ini disebabkan adanya beberapa kebijakan yang diterbitkan oleh regulator, alias Pemerintah.
Dengan demikian, KUR jadi penopang utama pertumbuhan kredit 2020 dan mungkin juga di 2021.
"Karena intervensi luar biasa, dan menurut saya adalah sebuah program intervensinya yang sempurna," jelas Supari dalam webinar, Kamis (6/5/2021).
"Demand-nya dengan meningkatkan daya beli masyarakat melalui stimulus bansos. Untuk supply diintervensi melalui program KUR yang ada subsidi bunga dan ada penjaminan,” sambungnya.
Baca juga: Trennya Turun, Restrukturisasi Kredit Tembus Rp 808,75 Triliun
Hal tersebut juga terwujud dari kinerja kredit BRI yang ditopang oleh penyaluran KUR.
Di 2020, kredit BRI terlihat masih dapat tumbuh positif 2,5 persen. Meskipun secara industri mengalami pertumbuhan negatif -2,41 persen.
Baca juga: Penyaluran Kredit OK Bank Tahun Ini Diproyeksikan Tumbuh 23 Persen
"Meski 2020 industri tumbuh negatif 2,4 persen, KUR tumbuh 82,83 persen. Saya yakin segmen UMKM memiliki potret yang sama seperti tahun 2021," jelas Supari.
BRI juga mendukung dan mengapresiasi program KUR Pemerintah tanpa jaminan, yang dinaikkan plafon dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta.
Baca juga: Erick Thohir Tetapkan Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Baru dari Industri Asuransi Kredit
Pemerintah juga memutuskan memperpanjang tambahan subsidi pada bunga KUR menjadi 3 persen selama 6 bulan 1 Juli 2021 sampai dengan 31 Desember 2021.
"Ada perubahan besar, nanti KUR yang tanpa jaminan yang sampai 100 juta, juga nanti ada semacam program kur untuk diatasnya," papar Supari.
"Kalau nanti bisa segera dieksekusi maka pertumbuhan ekonomi juga akan positif lebih pesat dan lebih besar," pungkasnya.