Perlu Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan agar Startups Tumbuh dan Menarik Investor
Buku ini merupakan kolaborasi Sinergi Temu antara Ketua ILUNI UI Muhammad Rahmat Yananda dan Ketua Puskakom LPPSP FISIP UI Ummi Salamah.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hasanudin Aco
![Perlu Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan agar Startups Tumbuh dan Menarik Investor](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sesi-bedah-buku1.jpg)
Kawasan perkotaan dapat menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya perusahaan rintisan.
Infrastruktur perkotaan seperti infrastruktur fisik, pengetahuan, dan manusia mendukung tumbuhnya ekosistem tersebut.
"Rintisan dilakukan untuk memecahkan problem perkotaan berkolaborasi dengan pemerintah dan industri.
Kemajuan yang terukur dengan critical mass yang memadai akan mendatangkan investor," jelasnya.
Pakar Ekonomi Internasional dan Guru Besar BINUS University Prof Tirta Nugraha Mursitama, PhD menegaskan, ekosistem inovasi kewirausahaan rintisan perlu digenjot dalam kurikulum di perguruan tinggi.
"Terlepas dari semua permasalahan dan tantangan yang ada, jiwa-jiwa entrepreneur perlu dimiliki oleh pengambil kebijakan yang bisa dimulai dari perguruan tinggi.
Kita juga perlu belajar dari masa lalu soal ekosistem inovasi, apa-apa saja yang tidak berhasil harus dapat perbaiki saat ini.
Dengan begitu sejelek apapun ekosistemnya, entrepreneur baru tetap akan lahir," jelas Prof Tirta.
Dia menambahkan, buku "Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan" telah disusun dengan sangat lengkap, komprehensif, menstimulasi, kontekstual, dan relevan sesuai dengan permasalahan apa saja yang sedang dihadapi bangsa Indonesia.
Co-Founder TEMUIDE Haemiwan Fathony, faktor kunci keberhasilan para founder perusahaan unicorn dan decacorn Indonesia dan luar negeri seharusnya diaplikasikan dengan prinsip kolaborasi dan sinergi.
Perlu ada nyali bukan hanya dari entrepreneur saja tapi juga dari pihak kampus, pemerintah, dan industri.
Selain itu, menurutnya kampus mampu menjadi salah satu institusi yang berperan penting dalam menciptakan bibit-bibit founder perusahaan rintisan raksasa.
Selain itu, Haemiwan menilai gagasan ekosistem inovasi yang coba ditawarkan Rahmat dan Ummi melalui buku "Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan" mampu menjadi jawaban bagaimana ekosistem perusahaan rintisan Indonesia dapat berkembang dan memberi solusi atas permasalahan yang ada.
"Dimulai dari hal kecil, seperti bagaimana riset di kampus menciptakan hak paten untuk mengembangkan kewirausahaan rintisan dan bukan sebatas mengejar H-Index Scopus belaka.
Kampus juga perlu menggandeng para mahasiswa dan industri bersama pemerintah sehingga tercipta ekosistem inovasi yang kita semua harapkan supaya tumbuh kewirausahaan rintisan baru lainnya," tutupnya.