Perlu Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan agar Startups Tumbuh dan Menarik Investor
Buku ini merupakan kolaborasi Sinergi Temu antara Ketua ILUNI UI Muhammad Rahmat Yananda dan Ketua Puskakom LPPSP FISIP UI Ummi Salamah.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya Jakarta sebagai ekosistem "challenge" mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu negara yang diperhitungkan dalam perkembangan perusahaan rintisan, yang lebih popular dengan sebutan startups.
Beberapa perusahaan rintisan yang berdiri pun telah menjadi unicorn dan decacorn.
Ekosistem inovasi dan kewirausahaan rintisan dibutuhkan agar perusahaan rintisan dapat tumbuh dalam jumlah lebih besar dan menarik investor dan teknologi, serta mendorong kemajuan dan daya saing bangsa.
Hal ini mengemuka saat sesi bedah buku berjudul Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan" yang diselenggarakan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) pada Sabtu (8/5/2021) secara virtual.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian program riset ILUNI UI bertajuk "Riset Masa Depan Indonesia: Manusia dan Pemimpin Indonesia 2045".
Baca juga: Startup Chilibeli Sabet Penghargaan Top Online Grocery Tech Startups dari Tracxn
Buku ini merupakan kolaborasi Sinergi Temu antara Ketua ILUNI UI Muhammad Rahmat Yananda dan Ketua Puskakom LPPSP FISIP UI Ummi Salamah.
Rahmat mengatakan, penulisan buku ini bertujuan mengungkap peran para entrepreneur pelopor pada masa-masa awal tumbuhnya perusahaan rintisan di Indonesia hingga berkembang menjadi unicorn dan decacorn.
"Sebelum terbentuknya ekosistem untuk bisnis dan inovasi rintisan, para entrepreneur merupakan aktor paling penting.
Ekosistem tanpa entrepreneur atau inovator tidak akan menciptakan nilai walaupun didukung infrastruktur dan pendanaan," ujarnya.
Rahmat lalu menjelaskan, keberlanjutan para entrepreneur pelopor atau founders baru perusahaan rintisan di Indonesia harus didukung melalui innovation by mission, khusususnya dari pemerintah.
Rencana yang baik dibutuhkan untuk memunculkan ruang yang mendorong interaksi kuat antara entrepreneur, kampus, pemerintah, dan dunia industri untuk dimaksimalkan potensi ekosistemnya.
"Dari ekosistem inilah para entrepreneur baru akan lahir menyelesaikan social problem melalui perusahaan rintisan yang didirikan," katanya.
Menurut Rahmat, ekosistem inovasi tidak harus mulai dari nol.