Ketua Umum Asperindo Sayangkan Pelanggan Memaki-maki Kurir COD di Video Viral
Layanan COD bertujuan untuk mempermudah buyer yang tidak memiliki rekening bank agar tetap dapat bertransaksi secara online.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohamad Feriadi menyayangkan insiden konsumen produk yang dipasarkan via online memaki-maki kurir yang mengirimkan produk pesanannya menggunakan layanan COD (Cash On Delivery) yang videonya kemudian viral di media sosial.
"Tidak semestinya keluhan disampaikan dengan amarah berlebihan, apalagi mencaci maki
petugas pengantar paket," ujar Feriadi, Rabu (19/5/2021).
“Seperti disampaikan juga oleh lembaga perlindungan konsumen, bahwa keluhan yang disampaikan dengan makian menggunakan kata-kata yang tidak pantas, tidak dibenarkan." imbuh Feriadi.
Feriadi menjelaskan, layanan COD bertujuan untuk mempermudah buyer yang tidak memiliki rekening bank maupun akses ke dompet digital, agar tetap dapat bertransaksi secara online karena pembayaran dilakukan secara langsung dan tunai setelah barang tiba.
Baca juga: Viral Kurir Dimaki Pembeli saat Antar Barang Pesanan COD, YLKI: Tindakan yang Tak Bisa Dibenarkan
Penggunaannya merupakan kesepakatan antara seller dan buyer, sehingga jasa kurir hanya bertugas melakukan pengantaran serta menerima pembayaran dari buyer untuk kemudian uangnya diserahkan kepada seller melalui sistem.
Baca juga: VIRAL Video Wanita Memaki Kurir saat Terima Barang COD, YLKI: Edukasi E-Commerce Masih Rendah
Karena itu, dia menilai, penyampaian keluhan dengan amarah yang berlebihan apalagi dengan cacian serta makian, tentu menimbulkan masalah baru dan bukan mencapai solusi
terbaik.
Dia mengatakan, Asperindo telah mengambil langkah – langkah mitigasi terkait dengan resiko seperti halnya dari kasus viral kali ini terus dilakukan dan dikembangkan.
Baca juga: Todong Kurir Pakai Air Softgun, Tukang Ojek di Tenjolaya Jadi Tersangka
“Dengan teknologi saat ini setiap proses dalam pengantaran paket dapat termonitor, termasuk ketika kurir berinteraksi dengan pelanggan, sehingga penanggungjawabnya jelas. Tujuannya dalam rangka terciptanya aktifitas jual-beli dalam ekosistem e-commerce yang setiap prosesnya dapat dipertanggungjawabkan bersama,” lanjut Feriadi.
Untuk mengantisipasi beragam resiko yang dapat terjadi, perusahaan jasa pengiriman ekspres selalu menyiapkan kondisi fisik dan mental para kurir agar berhasil dalam menjalankan tugasnya.
Begitu juga informasi mengenai detil produk-produk layanan yang merupakan bentuk edukasi kepada customer.
“Selain menggunakan berbagai media komunikasi, di seluruh jaringan penjualan jasa kiriman tersedia informasi kepada pengirim tentang produk layanan yang dapat digunakan, seperti petunjuk tentang penggunaan, kecepatan, keselamatan dan ketepatan penyampaian barang serta yang lainnya,” kata Feriadi.
“Tentu saja pada kesempatan ini, kami juga mohon maaf apabila masih ditemukan perilaku kurir kami yang tidak sesuai atau merugikan pelanggan," imbuhnya.