Cerita Penggilingan Padi RI Dapat Suntikan Modal dari Amerika Serikat
Penggilingan padi modern menarik minat investor asing. Hal ini terbukti pada PT Lumbung Padi Indonesia yang mendapat pendanaan
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggilingan padi modern menarik minat investor asing. Hal ini terbukti pada PT Lumbung Padi Indonesia yang mendapat pendanaan dari Amerika Serikat (AS) sebesar 21 juta dolar AS atau sekitar Rp 189 miliar.
PT Lumbung Padi Indonesia merupakan bisnis yang didirikan oleh seorang wanita muda. Ia adalah Fara Luwia. Di tahun 2008 Fara berhasil membuka peluang bisnis yang sebelumnya tak banyak ditekuni oleh orang lain, yaitu penggilingan padi modern.
Bersama timnya, Fara mendirikan usaha penggilingan padi modern yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur dengan luas areal tanah sekitar 6 hektar.
Jawa timur dipilih sebagai lokasi proyek percontohan karena merupakan daerah produsen padi terbesar di Indonesia. Produksi beras di Jawa Timur setiap tahunnya mencapai 7 juta ton.
Untuk mewujudkan usaha penggilingan padi modern, tak main-main Fara menggandeng perusahaan Satake Corporation Japan untuk memberikan dukungan teknologi penggilingan padi berkelas dunia.
“Kami bekerjasama dengan Satake Corporation Japan (Satake) dalam mendukung dari sisi teknologi secara menyeluruh baik untuk proses pengolahan padi maupun untuk pengembangan usaha lainnya yang berhubungan dengan pengolahan beras yang akan dikembangkan dimasa yang akan datang. Karena keunggulan dalam mengelolah beras secara Modern kami memilih Satake sebagai pendukung teknologi dan mesin pabrik pengolahan gabah dan beras terpadu,” kata Fara di Jakarta (18/5/2021).
Penggilingan padi dengan teknologi tersebut terintegrasi mulai dari proses pengeringan, penggilingan, sampai pemilihan beras berdasarkan warna dan kualitas pecah beras, Teknologi tersebut juga mampu menganalisis kualitas padi.
Berkat kegigihan Fara Luwia untuk membawa penggilingan padi modern dan membantu petani Indonesia, perusahaan yang didirikan dari tahun 2018 ini mendapatkan investasi dari lembaga pembiayaan milik pemerintah Amerika Serikat, Overseas Private Investment Corporation (OPIC). Nilai investasi yang didapatkan sebesar USD 21 juta atau sekitar Rp 189 miliar untuk membangun fasilitas penggilingan padi modern.
"Saya mendirikan bisnis ini karena melihat peluang dan isu sosial yang terjadi, PT Lumbung Padi Indonesia tidak hanya berbisnis namun juga hadir sebagai pendorong kebangkitan petani lokal." ucap Fara Luwia ketika ditanya tentang alasannya mendirikan PT Lumpung Padi Indonesia.
Fara berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia dengan menghasilkan produk yang bernilai tambah lebih. Melalui langkah ini, ke depannya produk pertanian Indonesia dapat bersaing dengan produk dari negara lain yang terkenal dengan kualitas padi dan berasnya. Selain itu dukungan pengembangan SDM petani Indonesia juga menjadi kegiatan yang akan dilakukannya.
"Melalui usaha ini, kami dapat menyerap sebanyak-banyaknya hasil petani Indonesia untuk diolah dengan teknologi modern sehingga memiliki nilai tambah tinggi yang bisa dinikmati petani Indonesia. Kedepan kami juga berencana untuk memberikan pelatihan-pelatihan dan bantuan teknis teknologi pada petani mitranya agar dapat bertani dengan lebih canggih." tambah Fara Luwia.