Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

IHSG Berpeluang Awali Pekan dengan Penguatan

Secara teknikal IHSG bergerak tertahan pada level resistance moving average 5 hari di ksiaran 5800. 

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
zoom-in IHSG Berpeluang Awali Pekan dengan Penguatan
Tribunnews/Jeprima
Karyawan beraktivitas di antara layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (25/9/2020). Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mengawali pekan dengan penguatan pada support resistance 5.740 hingga 5.850. 

Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG bergerak tertahan pada level resistance moving average 5 hari di ksiaran 5800. 

Pergerakan saat ini cukup rendah mendekati level support moving average 200 dan berhasil memantul pada level pivot fibonacci diksiaran 5.740, sehingga peluang pergerakan rebound masih cukup berpotensi. 

"Indikator stochastic menjenuh pada area oversold dengan kondisi undervalue indikator MACD," ujar dia melalui risetnya, Senin (24/5/2021). 

Baca juga: IHSG Menguji Support Kuat 5780, Saatnya Masuk ke Saham Bluechips

Lanjar menjelaskan, slanjutnya investor masih terfokus pada harga komoditas dan mata uang kripto yang bekalangan ini menyita perhatian investor. 

Baca juga: Panduan Pilih Produk Reksadana Tepat Bagi Investor Pemula, Return Sering Jadi Pertimbangan

"Selain itu, aksi tunggu investor domestik pada hasil pertemuan gubernur Bank Indonesia pada hari selasa," katanya. 

Berita Rekomendasi

Adapun IHSG akhir pekan lalu ditutup minus 0,42 persen atau turun 24,48 poin ke level 5.773,12 dengan investor ngambil langkah aman pascalaporan posisi dari transaksi berjalan indonesia yang kembali difisit. 

Defisit transaksi berjalan sebesar 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sebesar 0,4 persen dari PDB setelah kuartal sebelumnya mencatatkan surplus sebesar 900 juta dolar AS atau sebesar 0,3 persen dari PDB. 

"Pertumbuhan aktivitas impor yang lebih tinggi dari ekspor menjadi faktor utama," pungkas Lanjar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas