Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Pakai GeNose C19 di Moda Transportasi, Singapura Kini Ikut Uji Napas untuk Tes Covid-19

Agus Taufik Mulyono menuturkan Indonesia pastinya lebih maju dalam menerapkan tes Covid-19 berbasis napas.

Editor: Sanusi
zoom-in Indonesia Pakai GeNose C19 di Moda Transportasi, Singapura Kini Ikut Uji Napas untuk Tes Covid-19
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Sejumlah penumpang sedang melakukan tes oang berlokasi di area gedung parkir lantai 1A yang dilaksanakan oleh Farmalab sebagai penyedia layanan dan Angkasa Pura Supports sebagai mitra penyedia layanan, Rabu (28/4/21). Untuk menghindari penumpukan antrean, calon penumpang yang akan menggunakan layanan GeNose C-19 di bandara dianjurkan dapat tiba di bandara 4 jam sebelum waktu keberangkatan. Layanan GeNose C-19 ini hanya diperuntukan bagi calon penumpang yang telah memiliki tiket pesawat yang berangkat pada hari itu juga dari Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani dan tidak diperuntukan bagi masyarakat umum. Bagi calon penumpang yang berencana menggunakan layanan GeNose C-19 di bandara diharapkan dapat memperhatikan waktu operasional layanan, waktu kedatangan di bandara, dan prosedur layanan tersebut. Adapun harga layanan GeNose C-19 di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang sebesar Rp 40.000,-. Sedangkan waktu operasional layanan GeNose C-19 adalah pukul 09.00 s.d 17.00 WIB dimana telah disediakan dua unit mesin GeNose C-19 sehingga dapat menampung sebanyak 300 kantong perharinya untuk dapat dilakukan pemeriksaan. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dinilai selangkah lebih maju dalam menerapkan tes Covid-19 berbasis hembusan napas di kawasan ASEAN.

Pada awal 2021, GeNose C19 yang merupakan alat deteksi Covid-19 lewat hembusan napas telah digunakan di moda transportasi kereta api, lalu kemudian menyusul moda transportasi bus, dan kemudian di moda transportasi udara.

Sementara itu Singapura baru pada 24 Mei 2021 mengumumkan untuk sementara menyetujui uji napas yang dilakukan sekitar 60 detik untuk mendeteksi Covid-19.

Baca juga: Alat Tes Covid-19 Mirip GeNose Ini Kini Uji Coba di Pos Pemeriksaan Darat Singapura




Uji coba penerapan teknologi alat tes napas Covid-19 dilakukan di salah satu titik perbatasan Singapura dan Malaysia. Uji analisis napas akan dilakukan bersamaan dengan tes cepat antigen Covid-19 wajib saat ini.

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono menuturkan Indonesia pastinya lebih maju dalam menerapkan tes Covid-19 berbasis napas.

Baca juga: 63 Stasiun Kereta Api Layani Pemeriksaan GeNose C19

“Pasti (lebih maju karena telah menerapkan GeNose C19). Hanya saja kebijakan memberlakukan GeNose C19 (tetap tergolong) lambat. Harusnya dari dulu, sudah terbukti secara medis, semua orang mengakui,” ujar Agus.

Agus menuturkan GeNose C19 memiliki kelebihan yang sangat mendukung pergerakan mobilisasi masyarakat dan dunia transportasi karena dapat menghadirkan biaya yang lebih terjangkau dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

BERITA TERKAIT

Adapun saat ini GeNose C19 sudah digunakan di sejumlah bandara, seperti misalnya di 15 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero), yaitu: Bandara Husein Sastranegara, Sultan Mahmud Badaruddin II, Sultan Thaha, Depati Amir, HAS Hanandjoeddin, Radin Inten II, Supadio, Raja Haji Fisabilillah, Sultan Iskandar Muda, Sultan Syarif Kasim II, Tjilik Riwut, Banyuwangi, Silangit, Minangkabau, dan Fatmawati Soekarno.

Melihat data tersebut, maka hanya 4 bandara AP II yang belum menerapkan GeNose C19, termasuk Bandara Soekarno-Hatta.

Agus menyayangkan belum adanya GeNose C19 di Bandara Soekarno-Hatta.

Agus menegaskan bahwa penggunaan GeNose C19 di bandara-bandara akan sangat mendukung penumpang pesawat.

“GeNose C19 itu akurat, cepat dan tepat. Tidak menghambat orang melakukan penerbangan, tidak memberatkan. GeNose C19 juga berbiaya murah. Berikan kemudahan [bagi pelaku perjalanan], toh bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Agus.

"Bangsa Indonesia harus menghargai produk putra terbaik bangsa, jangan terlalu bangga produk negara lain," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas