Bank Indonesia Proyeksi Inflasi di Mei 2021, Ini Dia Penyebabnya
Bank Indonesia memprediksi inflasi pada bulan Mei 2021 sebesar 0,28 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia memprediksi inflasi pada bulan Mei 2021 sebesar 0,28 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Perhitungan tersebut berdasarkan pada Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Mei 2021, yang tercatat relative terkendali.
“Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Mei 2021, perkembangan harga pada minggu IV Mei 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,28 persen (mtm),” jelas Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangannya (30/5/2021).
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2021 secara tahun kalender sebesar 0,86% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,64 persen (year on year/yoy),” sambungnya.
Baca juga: Jaga Inflasi, Pemerintah Yakin Neraca Komoditas Bisa untuk Stabilisasi Harga
Penyumbang utama inflasi Mei 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas angkutan antarkota sebesar 0,09 persen (mtm), daging ayam ras sebesar 0,06 persen (mtm), daging sapi dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm).
Kemudian untuk jeruk dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), kelapa, kangkung, kentang, bayam, udang basah, ikan tongkol, ikan kembung dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Baca juga: BPS: Inflasi Maret 2021 0,08 Persen Dipicu Cabai Rawit dan Bawang Merah
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai rawit dan cabai merah masing-masing sebesar -0,05% (mtm), serta telur ayam ras sebesar -0,01 persen (mtm).
Erwin kembali melanjutkan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
“Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.