Pebisnis Perlu Manfaatkan Platform E-Commerce untuk Jawab Disrupsi Pemasaran yang Berubah Cepat
Hadirnya platform e-commerce atau marketplace menjadi channel yang tidak boleh dilewatkan
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pebisnis, terutama produsen perlu memanfaatkan platform e-commerce atau marketplace untuk membangun engagement dengan konsumennya sekaligus menjaga eksistensi produknya tetap dikenal masyarakat.
Kehadiran produk di platform digital ini juga diyakini bisa membuat sebuah brand menjangkau pasar yang lebih luas jika dibandingkan hanya bermain di ranah offline.
"Hadirnya platform e-commerce atau marketplace menjadi channel yang tidak boleh dilewatkan.
Berbagai fitur yang disajikan, seperti pencarian, pemberian rating dan review, mempunyai dampak dan nilai yang sangat penting bagi sebuah brand," kata Tri Rahardjo, CEO Tras N Co, perusahaan riset marketing dalam diskusi virtual dengan media di Jakarta, akhir pekan lalu.
Tri menjelaskan, dengan hadir di platform e-commerce, produsen juga bisa membangun branding atas merek produknya sekaligus untuk menjawab tantangan disrupsi strategi pemasaran di era digital yang kini berubah cepat.
Baca juga: Menko Airlangga: Pandemi Covid-19 Momen “Wake Up-Call” Bagi Riset dan Inovasi Farmasi Indonesia
"Masa pandemi covid-19, karena semua orang cenderung mengakses internet dan berbelanja melalui marketplace," dia memberi alasan.
Kondisi tersebut membuat konsumen memiliki preferensi kuat dalam memberikan penilaian atas barang dan jasa yang akan mereka beli dengan cepat.
Tri juga menjelaskan, aktivitas branding di patform digital sangat penting untuk meningkatkan nilai hampir semua merek. Dia mengingatkan tren pengguna internet di Indonesia sudah mendekati 70 persen lebih dari total penduduk Indonesia.
Mengutip data What Happens In An Internet 60 Seconds, Tri menyebutkan, dalam waktu 60 detik saat ini terjadi 4,1 juta pencarian, 4,7 juta orang melihat video, 1,4 juta melihat Facebook, 695.000 melihat instagram, US$1,6 juta transaksi belanja online, dan masih banyak aktivitas di internet lainnya.
"Temuan ini sangat menarik," kata dia.
Baca juga: Undang Manager Kopi Kenangan dan CEO SocialKreatif, Ilkom UBM Diskusi Digital Marketing
Tri memaparkan, perilaku konsumen ketika mencari produk atau brand saat ini cukup unik, yakni dengan cara melakukan penelusuran di mesin pencari atau melalui marketplace untuk mencari referensi produk yang sedang dicari atau diinginkan.
Penelusuran juga dilakukan ketika mereka akan bertransaksi secara offline untuk mendapatkan referensi awal tentang profil produk yang akan dibeli berikut testimoninya.
"Ketika mereka datang ke toko, telah mendapatkan informasi dan langsung menuju produk atau brand yang dipilih," ujarnya.
Tri mengatakan, baru-baru ini, lembaganya bersama Infobrand menginisiasi survei Brand Choice Index, untuk meriset tingkat keterpilihan sebuah brand atas produk yang ditawarkan kepada konsumen, berdasarkan survei digital melalui platform marketplace atau e-commerce.
Riset ini mendapati sejumlah merek yang menjadi preferensi konsumen sesuai lingkup produknya, seperti Prenagen, Joy Day, Lady Rose, Milna, Natur, Daihatsu, Yuta, Sakatonik ABC, Eagle, Oxone, Mama Bear, dan Motul.
Total ada ratusan brand yang namanya menjadi pilihan konsumen berdasarkan Survei Brand Choice Index 2021.