Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

MOVI dan PUF Sains Lab Kembangkan Garam Nikotin Baru, Jadi Revolusi Rokok Elektrik 

Kementerian Kesehatan Ingris memperingatkan bahwa bahaya yang diakibatkan dari rokok konvensional 20 kali lebih besar dari rokok elektrik.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in MOVI dan PUF Sains Lab Kembangkan Garam Nikotin Baru, Jadi Revolusi Rokok Elektrik 
dok. MOVI
MOVI dan PT PUF Sains Lab mengembangkan jenis garam nikotin baru yang diberi nama NICSAL99+ 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ministery of Vape Indonesia (MOVI) dan PT PUF Sains Lab mengembangkan jenis garam nikotin baru yang diberi nama NICSAL99+.

Tidak seperti garam nikotin lainnya, NICSAL99+ memberikan sensasi tendangan yang jauh lebih halus dan nyaman ditenggorokan, sehingga dapat dipakai sebagai pengganti rokok konvensional sekaligus mengurangi risiko kesehatan konsumen dari asap rokok.

Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan tren di industri rokok konvensional yang mulai beralih ke rokok elektrik, telah memunculkan produk – produk alternatif dengan risiko yang lebih kecil kepada penikmat nikotin.

Seperti diketahui asupan nikotin dari asap rokok menimbulkan risiko efek samping bagi kesehatan, karena mengandung lebih dari 250 zat berbahaya.

Baca juga: Terapi Ini Bisa Bantu Anda Kurangi Sisi Adiktif Rokok

“Tinjauan baru kami memperkuat temuan bahwa e-Cigg hanya sebagian kecil dari risiko merokok, setidaknya 95% lebih sedikit berbahaya dan risiko yang dapat diabaikan bagi para pengamat. Namun lebih dari separuh perokok memiliki keyakinan yang keliru, bahwa e-Cigg sama berbahayanya dengan merokok, atau mereka tidak mengetahui soal ini,” ungkap Dimasz Jeremia, CEO MOVI mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan Inggris, Selasa (8/6/2021).

Dalam pernyataannya, Kementerian Kesehatan Ingris memperingatkan bahwa bahaya yang diakibatkan dari rokok konvensional 20 kali lebih besar dari rokok elektrik.

BERITA REKOMENDASI

“Banyak studi yang menunjukkan bahwa beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik berbasis uap (bukan asap) memberikan banyak benefit dan memperkecil risiko bagi konsumen," ujar Dimasz.

Dia mengatakan, dalam rangka mencari alternatif ini, MOVI Bersama PT PUF Sains Lab telah mengadakan riset selama 2 tahun belakangan melalui teknologi Low Pressure Low Temperature (LPLT) dan High Pressure Low Temperature (HPLT) untuk menemukan pengganti nikotin yang tepat, sehingga bisa membantu perokok beralih dari rokok konventional kepada rokok elektrik.

Baca juga: Tren Permintaan Rokok Elektrik Terus Naik, MOVI Pamerkan Lab Produksi Berstandar Farmasi

Dimasz yang juga Penasehat Aliansi Vaper Indonesia menambahkan, MOVI dan PUF Sains LAB saat ini menjadi satu-satunya produsen natural extract tobacco yang menghadirkan sensasi kretek asli Indonesia dengan menggunakan ekstraksi tembakau lokal yang dibuat di lab MOVI sendiri.

“Kami ingin menumbuhkan kepercayaan bagi para konsumen, bahwa produk kami telah diteliti dan diproduksi dengan standar internasional, karena itu kami satu - satunya produsen yang membangun pabrik e-liquid dengan standar farmasi internasional, sehingga mutu dan kualitas produk kami bisa terjaga dengan baik,” tutur Dimasz.

Kesuksesan produk NICSAL99+ dibuktikan dengan telah dijalinnya kerjasama dengan merek e-liquid asal Amerika Serikat yaitu Five Pawns. CEO Five Pawns, Galvin Tucker sendiri mengakui keunggulan dari NICSAL99+.


Juni ini, Five Pawns telah memberikan lisensi kepada MOVI untuk memproduksi e-liquid Five Pawns di luar California, USA, dengan menggunakan NICSALT99+. Five Pawns adalah merek legendaris dari California, dan untuk pertama kalinya memberikan ijin produksi e-liquid di luar fasilitas Five Pawn di Irvine, California.

“Indonesia adalah negara yang kaya, tembakau dan cengkeh kita diakui kualitasnya, tetapi sangat disayangkan merek dan produk rokok elektrik yang beredar di Indonesia kebanyakan berasal dari luar negeri,” tutur Dimasz.

Dimasz mengungkap, hingga saat ini banyak komoditi Indonesia yang diekspor dalam bentuk mentah, kemudian dijual kembali ke dalam negeri dengan harga mahal. Untuk menjadi negara maju, Indonesia membutuhkan engineering dan science know how.

“Kita membuktikan bahwa kita mampu dan akan terus mengembangkan know how engineering seperti yang diutarakan oleh idola saya, almarhum BJ Habibie: Dimanapun engkau berada selalulah menjadi yang terbaik dan berikan yang terbaik dari yang bisa kita berikan,” kata Dimasz.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas