Masih Banyak Kelemahan, Menkomarves Siapkan Rancangan Aturan untuk Angkutan Tol Laut
Aturan baru ini membuat kapal yang pulang dari wilayah timur Indonesia tidak kosong dan cost yang dikeluarkan juga lebih efisien.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, masih ada beberapa kelemahan dari angkutan tol laut.
Menurutnya, perlu ada perbaikan dari pelayanan angkutan tol laut ini agar semakin berjalan dengan baik. Perbaikan tersebut yaitu sinergi dari semua pihak untuk membuat angkutan tol laut ini berjalan dan semakin meningkat.
"Maka dari itu, kami akan merancang aturan main yang nantinya harus dipatuhi dan dijalankan oleh instansi terkait angkutan laut ini," ucap Luhut dalam webinar, Kamis (10/6/2021).
Ia juga menyebutkan, rancangan aturan ini akan melibatkan banyak pihak agar dalam penerapannya di lapangan berjalan dengan baik.
"Rancangan aturan ini meliputi pengiriman logistik dari pelabuhan utama ke pelabuhan singgah dan juga tujuan, agar kapal yang berlayar ke wilayah tujuan bisa kembali mengangkut muatan saat kembali ke pelabuhan utama," kata Luhut.
Aturan baru ini membuat kapal yang pulang dari wilayah timur Indonesia tidak kosong dan cost yang dikeluarkan juga lebih efisien.
Baca juga: Menhub: Muatan Balik Tol Laut Harus Terus Dioptimalkan
"Tol laut ini, sangat penting karena dirancang untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Maka dari itu harus ditingkatkan dan diatur dengan baik," ujar Luhut.
Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, angkutan tol laut yang saat ini sudah memiliki 30 trayek perjalanan harus terus dioptimalkan.
Baca juga: Optimalisasi Pelayanan Angkutan Laut, Kemenhub Evaluasi Penyelenggaraan Kapal Rede
Menurutnya, hal yang harus dioptimalkan dari angkutan tol laut adalah dengan menyiapkan muatan balik dari wilayah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T) yang menjadi tujuan pelayaran.
"Dengan adanya muatan balik dari 3T ini, tentunya akan menghadirkan keseimbangan terkait pengiriman. Kapal yang mengirim barang dari pulau Jawa saat melakukan perjalanan pulang pun tidak kosong," ucap Budi Karya.
Ia juga mengungkapkan, selain memberikan keseimbangan dari segi pelayaran muatan balik yang berasal dari daerah 3T ini juga dapat mendorong geliat ekonomi di wilayah tersebut.
"Selain itu, untuk mendorong adanya peningkatan pengiriman muatan balik melalui angkutan tol laut kami memberikan stimulus biaya pengiriman 50 persen dari muatan berangkat," ujar Budi.