OJK: Literasi dan Inklusi Keuangan Generasi Milenial Perlu Terus Diasah
saat ini generasi milenial dan Z memiliki tingkat literasi keuangan di level 44,04 dan 47,98 persen.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks literasi dan inklusi keuangan generasi milenial dan generasi Z sudah di Indonesia saat ini dinilai sudah cukup baik, namun tetap perlu upaya terus menerus untuk meningkatkannya.
Primandanu Febriyan Aziz, Kepala Bagian Edukasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, saat ini generasi milenial dan Z memiliki tingkat literasi keuangan di level 44,04 dan 47,98 persen.
"Angka ini berada di atas rata-rata tingkat literasi keuangan nasional yang saat ini berada pada level 38,03 persen," kata Primadanu saat peluncuran program PermataYouthPreneur (PYP) 2021 di Jakarta belum lama ini.
{embukaan PYP 2021 yang mengangkat tema “Membantu Pertumbuhan UMKM Melalui Teknologi Finansial (FinTech) diikuti 45 tim terrpilih sebagai peserta dan akan berlangsung sampai Juli 2021.
Baca juga: Financial Planner: Saat Kesehatan Memburuk, Asuransi Jadi Sama Pentingnya dengan Peran Dokter.
Primadanu mengapresiasi program yang diinisiasi PermataBank melalui PermataHati CSR, apalagi program ini sangat mengena mengingat program ini menggabungkan unsur literasi dan inovasi keuangan.
Baca juga: Bankir CIMB Niaga: Literasi Keuangan Perlu Diperkenalkan ke Anak-anak Sejak Dini
Dhien Tjahajani, Direktur Hukum dan Kepatuhan PermataBank mengatakan, di tahun ke-4 penyelenggaraannya, PermataHati CSR memperkuat ekosistem PermataYouthPreneur dengan bekerjasama dengan Arkademy serta didukung Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kemendikbud.
Program pelatihan ini bisa menjadi platform pemupukan pengetahuan dan pengembangan keterampilan berwirausaha bagi generasi muda di masa depan.
Baca juga: Pospay Agen: Solusi Layanan Inklusi Finansial ke Setiap Desa di Indonesia
Tahun ini terdapat 157 tim yang mendaftar dari Sabang sampai Merauke, 59 tim diantaranya berasal dari luar pulau Jawa dengan kenaikan 221% pendaftar di luar pulau Jawa dari tahun sebelumnya.
"Hingga saat ini, program PermataYouthPreneur telah mencetak lebih dari 600 lulusan yang diharapkan ke depannya bisa menjadi Ahli FinTech atau pendiri startup yang membanggakan bangsa.
Tahun ini pendaftar dari luar Jawa meningkat sangat signifikan yang tersebar dari Sumatera, Riau, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi dan Papua," katanya.
Selama Mei sampai Juni 2021 PermataYouthPreneur akan memberikan pelatihan dalam bentuk modul dan mentoring online dari experts dan pelaku startup seperti Business Validation, Product Validation, Software Development, Financial Literacy, hingga soft skills dalam bentuk Presentation dan Pitching Skill.
Pemenang PermataYouthPreneur 2021 berhak atas hadiah senilai Rp 40 juta rupiah dan berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa bootcamp dari Arkademy.
Dalam penyelenggaraan sebelumnya, PermataYouthPreneur telah menghasilkan bibit-bibit startup unggul, salah satunya adalah tim SMK Taruna Bhakti pada tahun 2019 yang mengembangkan aplikasi Canteen untuk permudah transaksi di kantin, dan menjadi pilot project Kemendikbud RI di Depok.