Provinsi Aceh Disebut Sokong 8 Persen Pangsa Pasar Syariah Nasional
Bank Syariah Indonesia meyakini keberadaan ekonomi syariah menjadi salah satu pendorong pemulihan ekonomi nasional.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
![Provinsi Aceh Disebut Sokong 8 Persen Pangsa Pasar Syariah Nasional](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/produk-dan-jasa-perbankan-syariah-di-expo-ib-vaganza-bandung_20180420_224120.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Syariah Indonesia meyakini keberadaan ekonomi syariah menjadi salah satu pendorong pemulihan ekonomi nasional.
Hal ini ditunjang oleh integrasi aspek komersial dan sosial yang diterapkan oleh Bank Syariah dan menjadi model dalam membangun resiliensi ekonomi berbasis ekosistem halal.
Baca juga: KPK Panggil Direktur Utama PT Asuransi Jasindo Syariah Saparudin
Chief of Economist Bank Syariah Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, perbankan syariah di Aceh memiliki share 8 persen terhadap total nilai industri perbankan syariah nasional.
Data yang disebutkan Banjaran, merujuk pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2021.
Baca juga: Sempat Kabur, Kejagung Akhirnya Tangkap Tersangka Kasus Bank Syariah di Sidoarjo
"Untuk Aceh sendiri aset perbankan syariah mencapai Rp 48,90 triliun (share 8,08 persen), dana pihak ketiga Rp 36,25 triliun (share 7,67 persen) dan pembiayaan Rp 29,65 triliun (share 7,48 persen)," ucapnya dalam keterangan yang diperoleh, Rabu (16/6/2021).
Adapun sektor unggulan di wilayah Aceh meliputi pertanian, perburuan, kehutanan, dan perikanan.
Beberapa sektor unggulan lainnya adalah pengadaan listrik, gas, air, pengolahan sampah, limbah, dan daur ulang.
Banjaran menambahkan ekonomi Aceh pada kuartal 2 tahun 2021 ini diperkirakan dapat tumbuh sampai 2,30 persen, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional.
“Stimulus pemerintah mulai dari PEN, relaksasi PPnBM, DP Pembiayaan KPR 0 persen, Insentif Pariwisata, serta relaksasi restrukturisasi nasabah terdampak covid-19 menjadi driving faktor pertumbuhan ekonomi di Aceh,” pungkasnya.