Menko Marves Sebut Hilirisasi Nikel Cegah Kontraksi Ekonomi di Maluku Utara
Meningkatnya investasi di Maluku Utara berkat keberadaan industri hilirisasi nikel di Halmahera yang membantu pergerakan ekonomi masyarakat setempat
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melihat, Maluku Utara termasuk salah satu dari empat provinsi di Indonesia yang tidak mengalami kontraksi ekonomi dampak dari pandemi Covid-19.
Menurutnya, meningkatnya investasi di Maluku Utara berkat keberadaan industri hilirisasi nikel di Halmahera yang membantu pergerakan ekonomi masyarakat di provinsi tersebut.
Salah satu industri hilirisasi nikel di Maluku Utara yaitu PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang berada di Halmahera Tengah.
“Saya kira pertumbuhan ekonomi ini salah satu dari empat kota di Indonesia yang tidak tidak kontraksi. Pertumbuhan di sini 7 persen, padahal secara nasional kita masih minus nol koma sekian persen. Artinya keberadaan pabrik ini memberikan manfaat buat daerah,” ujar Luhut dalam keterangannya, Kamis (24/6/2021).
Luhut mengatakan, salah satu manfaat keberadaan PT IWIP terhadap perekonomian Maluku Utara yakni terbukanya lapangan kerja yang sangat luas, di mana saat ini sudah ada sekitar 23 ribu pegawai dan akan terus bertambah ke depannya.
Baca juga: LPSK Segera Temui Korban Rudapaksa Oknum Polisi di Maluku Utara
“Jadi, total pegawai akan me
ncapai 32 ribu orang pada tahun 2024.
Tapi kalau nanti pengembangan lagi sampai kepada turunan lithium baterai, saya kira jumlah pegawai itu akan bisa hampir dua kali lipat dari situ.
Nah, akibatnya apa? itu jumlah penduduk daerah ini kan cuman 70.000, jadi sampai anak-anak yang baru lahir pun tidak cukup untuk tenaga kerja di sini," paparnya.
Luhut menyakini, pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara semakin meningkat pada 2024, karena Indonesia akan menjadi salah satu produsen lithium baterai terbesar di dunia.
“Di mana nanti pakai pakai hydropower sehingga pakai green energy, dan itu akan diminati oleh banyak negara terutama di Eropa yang mereka pada tahun 2030 sudah tinggal menggunakan 15 persen fosil energi. Jadi kita memainkan peran strategis ke depan,” paparnya.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, Luhut berharap pembangunan politeknik di Halmahera Tengah yang didukung PT IWIP dapat berjalan lancar.
Nantinya, keberadaan politeknik tersebut diharapkan membantu meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat.
“Semua nanti di industri seperti ini ada Politeknik yang khusus untuk anak-anak di sekitar pabrik untuk dipersiapkan menjadi tenaga kerja terampil dan dapat bersaing di Kawasan Industri,” tutur Luhut.