Januari-Mei, KKP Catat Neraca Perdagangan Kelautan dan Perikanan Surplus Rp 27 Triliun
Artati Widiarti menyampaikan neraca perdagangan sektor kelautan dan perikanan positif sepanjang Januari-Mei 2021.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Artati Widiarti menyampaikan neraca perdagangan sektor kelautan dan perikanan positif sepanjang Januari-Mei 2021.
Menurutnya, neraca perdagangan sektor KP surplus sebesar 1,9 miliar dolar atau setara dengan Rp27 triliun.
"Ini suatu hal yang patut kita syukuri dan membuat kita semakin yakin bahwa sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi pengungkit ekonomi di masa pandemi," kata Artati di Jakarta, Senin, (28/6/2021).
Baca juga: KKP dan Kemenhub Tanda Tangani MoU Pengembangan Pelabuhan Baru Ambon untuk Sukseskan Program LIN
Upaya peningkatkan ekspor melalui komunikasi dengan perwakilan RI di berbagai negara guna memfasilitasi kebutuhan para eksportir.
Selain itu, juga memastikan hambatan dan permasalahan ekspor dapat diminimalisir dengan antisipasi dan komunikasi lintas otoritas kompeten terutama di pasar Tiongkok dan AS.
Salah satu yang krusial adalah memastikan kepatuhan para pelaku usaha dalam pemenuhan Seafood Import Monitoring Program (SIMP) yang dipersyaratkan oleh AS.
Baca juga: Selama 7 Bulan, KKP Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp138,44 Miliar
"Khususnya masih dalam situasi pandemi ini, kami intensifikasi virtual business matching dan promosi produk KP dengan dukungan Perwakilan RI di luar negeri," jelas Artati.
Tingginya nilai ekspor berasal dari komoditas utama meliputi udang yang menyumbang sebesar 865,9 juta dolar AS atau 41,0 persen terhadap total nilai ekspor total.
Selanjutnya tuna–cakalang–tongkol sebesar 269,5 juta dolar AS atau 12,7 persen dari total nilai ekspor dan cumi–sotong–gurita sebesar 223,6 juta dolar AS atau 10,6 persen dari total nilai ekspor.
Disusul rajungan–kepiting sebesar 191,5 juta dolar AS (9,1 persen), rumput laut sebesar 115,1 juta dolar AS (5,4 persen) dan layur sebesar 38,0 juta dolar AS (1,8 persen).
Adapun negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara-negara ASEANz
"Peningkatan nilai ekspor Indonesia didorong adanya peningkatan permintaan di beberapa negara tujuan ekspor utama, terutama di pasar AS," urai Artati.