Langka Bahan Baku, Sektor IKM Sulit Ikuti Anjuran Pemerintah Manfaatkan Pasar Digital
Asep Setia mengaku kesulitan mencari bahan baku kain jenis Spandex, Aty Way, Ity Crepe, Cerutty Babydoll, Lady zara, dan Sakila Twill.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta adanya percepatan digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), karena semakin meluasnya pasar digital sekarang ini.
Namun, keinginan Presiden tersebut tampak sulit terealisasi sekarang ini.
Alasannya sejumlah UMKM terkendala masalah produksi.
Seperti yang dialami Industri Kecil Menengah (IKM) konveksi yang mengalami kesulitan bahan baku.
Padahal Peraturan Menteri Keuangan terkait Pemberlakuan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara (BMTPS) terhadap impor tekstil dan produk tekstil (TPT) telah berlaku pada November 2019 lalu.
Seperti yang dialami Pelaku IKM sektor konveksi di daerah Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Asep Setia yang mengalami kesulitan mencari bahan baku kain jenis Spandex, Aty Way, Ity Crepe, Cerutty Babydoll, Lady zara, dan Sakila Twill.
"Saat ini sangat sulit untuk didapatkan, jika stok dari jenis bahan baku tersebut ada, jumlahnya tidak dapat mencukupi permintaan dan kebutuhan yang tinggi, hal tersebut juga di perburuk dengan harga jual bahan baku tersebut yang mengalami kenaikan signifikan dengan rentang 20 persen sampai dengan 30 persen per yard nya," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Google Berencana Buka Akses Layanan Kartu Vaksin Digital di Smartphone Android
Hal serupa dikeluhkan pelaku IKM konveksi Cigondewah, Bandung, Jawa Barat, H Jamal.
Ia mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan baku greige untuk industri knitting yang mana 90 persennya digunakan untuk industri kreatif, terutama bahan baku dasar tshirt.
Hal itu menyebabkan penjualan konveksinya merosot tajam.
Jangankan untuk menjual secara online, barang yang dijual secara offline juga terbatas.
Baca juga: Sandiaga Uno Dorong Percepatan Digitalisasi 10 Juta Pelaku Ekonomi Kreatif
Ia mengaku sempat berinisiatif untuk mengimpor benang agar dapat memproduksi greige sendiri.
Namun, hal itu urung dilakukan karena terbentur perizinan.
"Kelangkaan bahan baku itu ditambah tren penyedia bahan lokal yang terus menaikan harga jualnya. Sehingga terpaksa harus mencari cara lain yang dapat mengakomodir kebutuhan bahan baku tersebut," katanya.
Baca juga: Hadiri Munas VIII KADIN Indonesia, Bamsoet Dorong Lahirkan Banyak Digitalpreneur dan Kembangkan UMKM
Sulitnya memperoleh bahan baku tersebut tidak hanya dirasakan IKM Konveksi di Jawa Barat.
Pelaku IKM Konveksi di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah juga mengalami hal yang sama.
Hariadi, pelaku IKM di wilayah tersebut mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan baku cotton dan rayon.
"Sehingga membuat cost finishing ikut mengalami kenaikan, padahal pada saat yang bersamaan kondisi pasar sedang mulai beranjak bangkit setelah beberapa waktu terpuruk," katanya.