Omzet Pelaku Ekonomi Kreatif Danau Toba Justru Meningkat Saat Pandemi
Pandemi virus corona (Covid-19) yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun turut berdampak buruk pada seluruh sektor
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun turut berdampak buruk pada seluruh sektor penopang perekonomian, termasuk industri ekonomi kreatif (ekraf).
Untuk menghidupkan kembali geliat usaha para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bidang ekraf ini, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) pun menggelar berbagai program yang dapat menghubungkan UMKM dengan platform digital.
Satu diantara sederet program yang diinisiasi Kemenparekraf untuk meningkatkan daya saing pelaku UMKM ekraf adalah 'Beli Kreatif Danau Toba (BKDT)' yang turut menjadi bagian dari program gerakan nasional 'Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021'.
Melalui BKDT ini, pelaku usaha ekraf yang biasanya berjualan secara offline, kini di masa pandemi ini berusaha bangkit melalui 'go online'.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Belum Mereda, Vanessa Angel Batal Gelar Acara Ulang Tahun Untuk Anaknya
Dalam acara Silaturahim Penutupan Program Beli Kreatif Danau Toba 2021, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengapreasiasi kerja sama seluruh stake holder selama penyelenggaraan acara tersebut.
"Kesuksesan ini tentu tidak terlepas dari bantuan para stake holder yang turut memberikan pendampingan terhadap artisanal Danau Toba dan sekitar Sumatra Utara," kata Sandiaga, dikutip dari siaran pers, Minggu (4/7/2021).
Menariknya, program ini bahkan berhasil meningkatkan omzet 200 pelaku ekraf sebanyak Rp 22,7 Miliar selama berlangsungnya program tersebut.
"Para stakeholder telah memberikan kontribusi atas kenaikan omzet para artisanal hingga mencapai rata-rata kenaikan omzet lebih dari 100 persen per bulan," papar Sandiaga.
Terkait langkah awal program ini, sejak Maret 2021, para pelaku ekraf diberikan pendampingan dan pelatihan.
Beragam kegiatan pendukung pun turut dilaksanakan dengan menghadirkan para tenaga ahli di bidangnya.
Baca juga: Indonesia Diminta Tiru Negara Dunia, Tuntut China Tanggung Jawab atas Wabah Covid-19
Sebanyak 200 pelaku ekraf turut bergabung dengan program ini karena mereka berupaya untuk meningkatkan penjualan secara online.
Perlu diketahui, banyak diantara para pelaku ekraf ini yang sebelumnya berjualan secara offline dan merugi lantaran pandemi Covid-19 telah membuat penjualan produk mereka melesu akibat minimnya wisatawan.
Selama masa program BKDT, para pelaku ekraf mendapatkan pelatihan dan pendampingan secara offline maupun online untuk peningkatan omzet, penyerapan, serta perluasan akses ekspor demi mengoptimalkan penjualan dan memperluas pasar.