Transformasi Bisnis Anak Usaha Bakal Perkuat Kinerja PT PP
PT PP optimis transformasi bisnis anak usahanya, yakkni PT PP Presisi Tbk (PPRE) dan PT PP Properti, akan memperkuat kinerja perseroan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PP (Persero) optimis transformasi bisnis anak usahanya, yakni PT PP Presisi Tbk (PPRE) dan PT PP Properti Tbk (PPRO), akan memperkuat kinerja perseroan.
Direktur Utama PT PP Novel Arsyad mengatakan, diversifikasi yang dilakukan PPRE ke jasa pertambangan, telah mendorong perolehan kontak baru pada kuartal I 2021 naik 92 persen menjadi Rp 813,2 miliar.
Baca juga: Harga Obat Ivermectin Dinaikkan dari Rp 74.000 Jadi Rp 475.000 Per Kotak, Polisi Tangkap Pelakunya
"Pencapain ini kemudian bertambah menjadi Rp 2,2 triliun hingga akhir bulan Mei 2021. Sedangkan pada sektor residensial, anak perusahaan kami yaitu PPRO, fokus menargetkan pemasaran melalui segmen student apartment dan penjualan rumah tapak (landed house) sebesar 60 persen dari target penjualan di tahun ini," papar Novel, Selasa (6/7/2021).
Baca juga: Ada Tes PCR dengan Metode Kumur, Ini Kata YLKI
Menurutnya, upaya yang dilakukan PPRE dengan shifting dari kontraktor sipil dan umum, ke kontraktor jasa pertambangan sebagai strategi perusahaan untuk dapat tumbuh lebih dinamis.
Terlebih jasa tambang, kata Novel, mampu memberikan pendapatan lebih stabil, dibandingkan konstruksi melalui skema kontrak kerja produksi jangka panjang hingga 4 tahun.
“Pemerintah juga terus meningkatkan percepatan pembangunan smelter dengan target 30 smelter hingga 2024. Kondisi tersebut tentunya membuka peluang bagi anak perusahaan kami yaitu PPRE untuk dapat memasuki sektor jasa pertambangan dan berkontribusi dalam peningkatan produksi nikel,” ujar Novel.
Baca juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 14.470 per Dolar AS, Berikut Kurs di 5 Bank
Ia menyebut, diperolehnya dua kontrak baru PPRE dari sektor jasa pertambangan yakni jasa tambang nikel Morowali dan Hauling Road Upgrading serta Stockyard Area Weda Bay Nickel, menambah keyakinan PPRE memperoleh sedikitnya tambahan tiga kontrak baru di sektor tersebut, hingga lebih dari Rp 1,5 triliun sampai dengan akhir 2021.
"Prospek untuk penambahan kontrak baru dari sektor jasa pertambangan diharapkan dapat mendukung target kontribusi lini bisnis jasa pertambangan hingga sebesar 20 persen terhadap target pendapatan PPRE pada 2021," tuturnya.
Sementara itu, untuk PPRO yang mempunyai tiga segmen usaha yaitu residential, commercial dan H
Hospitality, telah mengembangkan sekitar 53 proyek, yakni 35 residential, 12 mall & edutaiment, dan 6 hospitality.
“Kami memproyeksikan target penjualan PPRO sampai akhir tahun ini sekitar Rp 1,7 triliun, dengan kontribusi dari segmen realti sebesar Rp 1,6 triliun dan dari segmen komersial senilai Rp 109 miliar,” ujar Novel.
Pada sektor residensial, kata Novel, PPRO fokus menargetkan pemasaran melalui segmen student apartment dan penjualan rumah tapak (landed house) sebesar 60 persen, penjualan lahan 35 persen dan sisanya recurring income sebesar 5 persen.
“Di tengah kondisi market saat ini, kami optimis dapat mencapai kinerja yang ditargetkan melalui transformasi bisnis yang juga dilakukan oleh seluruh anak perusahaan. Hal ini merupakan wujud nyata bahwa PTPP adalah perusahaan yang adaptif, dinamis dan sustainable,” papar Novel.