Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonom Unair Beber Modus Banyak Perusahaan Ngaku Rugi Agar Dapat Relaksasi Pajak

Meski melaporkan rugi berturut-turut, kegiatan operasional perusahaan mereka tetap berjalan seperti biasa, bahkan bisa ekspansi bisnis.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ekonom Unair Beber Modus Banyak Perusahaan Ngaku Rugi Agar Dapat Relaksasi Pajak
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI - Warga wajib pajak membuat laporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cibeunying, Jalan Purnawarman, Kota Bandung, Kamis (29/3/2018). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Yanuar Nugroho mendapati temuan menarik, selama periode 2012 sampai 2019 jumlah wajib pajak badan yang melaporkan rugi berturut-turut terus naik setiap tahunnya.

Bahkan, di akhir 2019 jumlahnya naik drastis dari 7.100 menjadi 9.496 wajib pajak badan mengaku rugi dan diperkirakan terus meningkat akibat pandemi Covid-19.

"Saya yakin di 2020, akibat adanya pandemi Covid-19, banyak sekali kemudian wajib pajak yang melaporkan rugi untuk memanfaatkan beberapa fasilitas relaksasi perpajakan seperti PMK 9, PMK 86, dan lainnya lagi," ujarnya saat rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (12/7/2021).

Menariknya lagi, kata Yanuar, meski melaporkan rugi berturut-turut, kegiatan operasional perusahaan mereka tetap berjalan seperti biasa.

"Ada beberapa perusahaan yang kemudian justru ekspansi pasar. Inilah kemudian merupakan salah satu bentuk nyata penghindaran pajak cukup agresif," katanya.

Baca juga: Ekonom UGM Sarankan Pemerintah Tiru Australia, Jadikan NPWP Syarat Ikut Ospek untuk Genjot Pajak

Ini artinya penerapan alternatif minimum tax sudah saatnya dapat diterapkan pemerintah daripada kehilangan 100 persen pendapatan dari wajib pajak badan.

Berita Rekomendasi

"Lebih baik berikanlah tarif minimum tax-nya begitu," pungkas Yanuar.

Baca juga: Ekonom UI: Penerimaan Pajak Merosot karena Jumlah NPWP Stagnan

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan penerapan alternative minimum tax atau AMT dengan tujuan mengoptimalkan penerimaan pajak atas korporasi.

AMT ditujukan bagi wajib pajak (WP) badan dengan pajang penghasilan (PPh) terutang kurang dari batasan tertentu akan dikenai pajak penghasilan minimum.

Dalam draft perubahan UU tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP) dijelaskan bahwa WP badan yang pada suatu tahun pajak memiliki PPh terutang tidak melebihi 1 persen dari penghasilan bruto maka akan dikenai pajak penghasilan minimum.

Pajak penghasilan minimum sebagaimana dimaksud dihitung dengan tarif 1 persen dari dasar pengenaan pajak berupa penghasilan bruto, tulis pasal 31 F ayat 2.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas